Senin, 2 Desember 2024 – 07:40 WIB
Jakarta – Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Deddy Yevri Sitorus menanggapi anggapan Jawa Tengah (Jateng) tak lagi menjadi bullpen atau bank suara PDIP pada pemilu dan Pilka 2024.
Baca juga:
PSI menolak klaim PDIP memenangkan pilkada di 14 provinsi
Deddy juga mengulas proses pemungutan suara calon gubernur Jawa Tengah yang diusung PDIP, Adhika Perkasa – Hendrar Prihadi. Andika-Hendi disebut berhasil meraup sekitar 40 persen suara. Sementara itu, pada pemilu parlemen, perolehan suara UzDPP berkisar 25,6 persen.
Baca juga:
Paslon Hutmin-Jerry mengklaim kemenangan di Pilkada Kabupaten Sarolangun
Deddy mengatakan, perolehan suara akhir akan ditentukan kemudian pada saat pengumuman. Namun, meski benar capaiannya hanya 40 persen, namun masih lebih besar dibandingkan capaian pada pemilu legislatif.
Artinya, pemilih Banteng masih loyal kepada PDIP karena jumlahnya hampir dua kali lipat dibandingkan pemilu legislatif, kata Deddy saat sesi tanya jawab dengan wartawan di kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Senin, Desember mengutip. 2 tahun 2024.
Baca juga:
Paling terkenal: Pengakuan anak-anak yang dibunuh oleh ayah dan neneknya, nyawa orang Palestina tidak ada artinya bagi orang Eropa
“Ini menunjukkan bahwa Jawa Tengah masih menjadi rumah bagi para marhaen,” lanjut Deddy.
Anggota Komisi II DPR RI juga meninjau proses pemungutan suara PDIP tingkat Kabupaten/Kota pada Pilkada 2024.
Jumlah tersebut, kata Deddy, merupakan indikasi masih adanya kader dan pemilih PDIP di Pilka, meski ada upaya intimidasi dan pengerahan Partai Coklat atau polisi.
Oleh karena itu kami berterima kasih kepada masyarakat Jateng yang telah membuktikan kepercayaannya terhadap PDIP masih tinggi, jelas Deddy.
Di saat yang sama, Deddy juga menyinggung kemenangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Tengah. Dia meminta untuk tidak sombong. Karena pemenang sebenarnya adalah pihak lain. Deddy tidak membeberkan sisi lainnya.
Kalau soal gubernur, saya sudah sampaikan, yang menang jangan berbangga karena kenyataannya bukan dia yang menang tapi orang lain, jelas Deddy.
Halaman selanjutnya
Jumlah tersebut, kata Deddy, merupakan indikasi masih adanya kader dan pemilih PDIP di Pilka, meski ada upaya intimidasi dan pengerahan Partai Coklat atau polisi.