Senin, 2 Desember 2024 – 07:10 WIB
Jakarta – Konsumsi susu ultra high temperatur (UHT) memang menjadi perhatian utama para orang tua. Banyak dari mereka yang memilih untuk tidak lagi memberikan susu UHT karena alasan kesehatan.
Terkait hal tersebut, ahli gizi, Esti Nurvati, S.Gz, RD. MPH, PhD, mengatakan susu UHT dinilai aman dikonsumsi anak. Pasalnya susu UHT sendiri mengalami proses pemanasan dan pendinginan yang cepat pada saat pengolahannya sehingga mengurangi pertumbuhan bakteri. Scroll untuk informasi selengkapnya, yuk!
Baca juga:
Tasya tetap memberikan susu pada anaknya setelah Kamila menyusui, ini alasan cerdasnya
“UHT aman dikonsumsi anak-anak karena UHT sebenarnya adalah susu segar yang mengalami proses pemanasan dan pendinginan cepat untuk meminimalkan pertumbuhan bakteri,” ujarnya dalam konferensi pers Indomilk Kids Low Sugar di JCC Senaya baru-baru ini.
Baca juga:
Tangisan Cut Haru dan Respons Richard Kevin Saat Putri Tari Menangkan Cover Girl 2024
Esti juga menjelaskan, susu UHT juga sudah difortifikasi. Fortifikasi adalah proses penambahan zat gizi pada pangan untuk meningkatkan kualitas dan memenuhi kebutuhan gizi sehari-hari.
Beberapa manfaat fortifikasi antara lain mencegah terjadinya defisiensi mikronutrien seperti vitamin dan mineral yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan seperti anemia, penyakit gondok, dan rabun senja.
Baca juga:
Fakta Remaja Pembunuh Ayah dan Neneknya di Lebak Bulus, Korban Ditusuk Tengah Malam
“Itu juga difortifikasi karena susu segar. Jika zat besi ditambahkan pada susu yang diperkaya, penting untuk otak anak dan mencegah anemia, dll. Jadi ada penguatan, apalagi kita ingin mengoptimalkan perkembangan dan pertumbuhan otak pada anak usia 6 tahun. Itu sebabnya ada benteng di sana. “Biasanya mereknya menyesuaikan dengan kebutuhan anak,” ujarnya.
Namun mengingat beberapa produk susu UHT mengandung gula berlebih, maka konsumsi UHT tidak boleh berlebihan. Anak yang terlalu banyak mengonsumsi gula dikhawatirkan dapat memicu gangguan kesehatan seperti obesitas. Obesitas sendiri merupakan akar dari berbagai penyakit serius seperti diabetes.
Lebih lanjut Esti menemukan, susu memang merupakan sumber protein hewani. Di saat yang sama, orang tua juga harus mengenalkan anak pada sumber protein hewani lainnya.
“Meski susu bagus karena mudah diserap tubuh, Kementerian Kesehatan menganjurkan konsumsi sumber protein hewani yang berbeda. Susu sebenarnya protein hewani, tapi (makan protein hewani) bisa dibuat dari sumber yang berbeda. Jadi anak-anak bisa mengenal (protein hewani) seperti telur, ayam, ikan, dan lain-lain,” ujarnya.
Agar tidak berlebihan, konsumsi susu UHT yang benar adalah maksimal dua kali sehari. Ia juga mengatakan, hal itu tergantung berat badan dan usia anak yang mengonsumsinya.
“Jadi susunya jangan terlalu banyak, sehari bisa 2 kali, dan selebihnya bisa menggunakan sumber protein hewani yang lain. (2 kali) Tergantung berat badan dan umur, kalau umur 2 tahun. , kecil (size on) saja sudah cukup,” jelasnya.
Halaman selanjutnya
Lebih lanjut Esti menemukan, susu memang merupakan sumber protein hewani. Di saat yang sama, orang tua juga harus mengenalkan anak pada sumber protein hewani lainnya.