Jangan abaikan batuk kronis, bisa jadi sinyal bahaya kanker paru-paru

Selasa, 3 Desember 2024 – 08:02 WIB

Jakarta – Kanker paru menduduki peringkat tertinggi sebagai jenis kanker terbanyak di Indonesia dan dunia. Korbannya sebagian besar adalah laki-laki, terutama mereka yang terpapar asap rokok, perokok aktif maupun pasif. Menariknya, kanker ini seringkali tidak menunjukkan gejala apa pun pada tahap awal, sehingga banyak kasus yang baru terdeteksi ketika sudah memasuki stadium lanjut. Guna meningkatkan kesadaran masyarakat, pada Minggu, 1 Desember 2024, Yayasan Kanker Indonesia akan menyelenggarakan Lari Sehat Paru-paru di Gerbang 6, Gelora Bung Karno, Jakarta untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya deteksi dini penyakit kanker paru-paru sebuah wawancara.

Baca juga:

Pelajari tentang jenis kanker paru-paru dan metode pengobatan modern

Ketua Departemen Keilmuan Yayasan Kanker Indonesia, Prof. Dr. Elisna Syahruddin, PhD, Sp.P(K) yang juga guru besar bidang pulmonologi dan kedokteran pernafasan menjelaskan, kanker paru seringkali tidak menunjukkan gejala pada tahap awal. “Paru-parunya besar, jadi kalau terkena tumor kecil tidak ada gejalanya.

Gejala kanker paru seringkali tidak spesifik dan baru muncul ketika penyakit sudah berkembang. “Kanker paru itu prosesnya panjang. Misalnya setelah screening ternyata tumornya hanya berukuran 1 cm, bisa saja sudah 10 tahun,” jelas Prof. Elisna.

Baca juga:

Deteksi kanker paru-paru lebih cepat dan akurat dengan EBUS!

Gejala tambahan yang harus diwaspadai:

– Batuk berkepanjangan yang tidak kunjung hilang bahkan setelah pengobatan.
– Sesak napas akibat kolapsnya paru-paru akibat tumor atau cairan yang menyumbat saluran napas.
– nyeri dada akibat penyebaran tumor atau iritasi pada area paru.

Baca juga:

Ada kabar baik bagi pasien kanker paru-paru

“Saat gejala muncul, biasanya tumornya berukuran besar atau sudah menyebar ke organ lain seperti kepala, tulang, atau sudah terbentuk cairan di paru-paru,” imbuhnya.

Prof. Elisna menekankan pentingnya skrining untuk deteksi dini risiko kanker paru. Jika terdeteksi sejak dini, tindakan pengobatan seperti terapi dapat memberikan hasil yang jauh lebih baik. “Semua orang punya risiko, jadi jangan diabaikan. Skrining merupakan langkah penting dalam menentukan kesehatan paru-paru Anda,” ujarnya.

Menjaga kesehatan paru-paru tidaklah sulit. Aktivitas fisik seperti jogging secara teratur dianjurkan untuk menjaga fungsi paru-paru. Namun jika larinya berat, olahraga ringan seperti jalan kaki juga bisa menjadi pilihan. “Minimal lima hari dalam seminggu, lakukan aktivitas fisik 30 menit. Misalnya jalan kaki, yang penting jangan berhenti selama 30 menit,” ujar Prof. Elisna.

Ketua Departemen Keilmuan Yayasan Kanker Indonesia, Prof. Dr. Elisna Syahruddin (kiri)

Di saat kasus kanker paru-paru sedang tinggi, penting untuk memberikan edukasi kepada masyarakat. Prof. Elisna mengingatkan, langkah pertama dalam menghadapi penyakit ini adalah berani menghadapi kenyataan. “Jangan takut menerima kenyataan. Kalau sakit, obati. BPJS membantu menekan biaya-biaya mahal,” ujarnya.

Ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan diagnosis sendiri tanpa berkonsultasi dengan dokter karena dapat memperburuk kondisi.

Halaman berikutnya

Prof. Elisna menekankan pentingnya skrining untuk deteksi dini risiko kanker paru. Jika terdeteksi sejak dini, tindakan pengobatan seperti terapi dapat memberikan hasil yang jauh lebih baik. “Semua orang punya risiko, jadi jangan diabaikan. Skrining merupakan langkah penting dalam menentukan kesehatan paru-paru Anda,” ujarnya.

Halaman berikutnya



Sumber