Rabu, 4 Desember 2024 – 23:49 WIB
Jakarta – Dalam rangkaian kunjungan ke berbagai pulau di Kepulauan Riau dan Batam, Ketua Indigenous Peoples Initiative (IMA), Nukila Evanti, menyampaikan keprihatinan mendalam atas semakin meningkatnya penderitaan Suku Laut akibat dampak negatifnya. kelalaian industri dan pemerintah.
Baca juga:
Kementerian Perdagangan mengumumkan aturan baru perdagangan antar pulau yang harus dipatuhi oleh pengusaha
Nukila pertama kali mengunjungi suku laut di pulau Lingka, Bertam, Dare, Karos dan Telok Paku. Di setiap pulau, ia mendengarkan langsung cerita warga sekitar tentang kesulitan hidup yang mereka alami. Gulung lagi, oke?
“Karena industri ekstraktif terlalu masif sehingga berdampak pada permasalahan lingkungan. Misalnya saja tumpahnya limbah minyak dan pasir, serta diabaikannya permasalahan tersebut oleh pemerintah daerah,” kata Nukila.
Baca juga:
Strategi PIS mengajak generasi muda pesisir untuk melestarikan budaya bahari
Kunjungan ke Pulau Karos di Kepulauan Galang mengungkap kisah memilukan anak-anak suku laut yang berjuang mendapatkan pendidikan yang layak. Nukila juga mendengar dari para tetua tentang pelecehan yang dilakukan pejabat pemerintah yang ingin merampas tanah mereka.
Baca juga:
Danny Sumargo yang mendatangi Kantor Rekonsiliasi Keluarga Sulawesi Selatan mendapat izin untuk menyelesaikan masalah dengan Farhat Abbas.
“Mereka khawatir orang-orang ini akan merampas tanah mereka,” kata Nukila.
Di Pulau Lingka Batam, Nukila bertemu dengan Rita, seorang wanita dari suku laut. Rita menggambarkan bagaimana perusahaan-perusahaan di sekitar pulau membuang limbah yang merusak ekosistem laut.
“Menurut Rita, dulu laut mereka sangat indah dan banyak ikannya. Namun dengan hadirnya perusahaan ini, air laut menjadi kotor dan banyak ikan yang mati,” jelas Nukila.
Nukila juga mengatakan, para nelayan suku laut di Telok Paku, Kepulauan Batam, menghadapi kesulitan karena harus bersaing dengan kapal-kapal besar yang berteknologi maju dan kehilangan ciri khasnya akibat penggundulan hutan yang mengancam sumber daya alamnya.
Mengingat kesulitan yang dihadapi Suku Laut, Nukila mengajak pemerintah untuk lebih memperhatikan kebutuhan mereka.
“Kita harus ingat bahwa suku laut menjaga dan menjaga laut dengan bijak. Mereka menjaga laut dengan baik, hanya mengambil ikan sesuai kebutuhannya,” kata Nukila.
Nukila meminta pemerintah menghormati hak hidup suku laut, memetakan kebutuhan mereka mulai dari kesehatan hingga pendidikan, serta membuat serangkaian rekomendasi untuk mengintegrasikan suku laut ke dalam perencanaan pembangunan nasional dan kawasan ekonomi khusus.
Selain melakukan penelitian dan investigasi, Nukila juga melakukan pelatihan khusus bagi perempuan dan anak Suku Laut.
“Mudah-mudahan mereka bisa mengenali potensi yang dimiliki dan bangga dengan keberadaannya sebagai suku laut,” pungkas Nukila.
Halaman berikutnya
Sumber: adalah