Kamis, 5 Desember 2024 – 00:02 WIB
Bogor, VIVA – Direktur Jenderal Kepemimpinan Masyarakat Islam (Bimas) Kamaruddin Amin angkat bicara tentang perjuangan Kementerian Agama memperbaiki percetakan Al-Quran yang berlokasi di Ciawi, Bogor.
Baca juga:
Menteri Agama Nasarudin ingin kitab suci agama lain bisa dicetak di percetakan Alquran
Kamaruddin mengungkapkan, pihaknya telah mengajukan tawaran untuk mencari bantuan ke Kedutaan Besar Arab Saudi di Uni Emirat Arab. Namun, hal itu tidak berhasil.
Terkait Arab Saudi, Qamaruddin mengatakan Saudi sudah berjanji akan membangun Islamic Center, namun ada syarat yang sulit dipenuhi.
Baca juga:
Perancis dan Arab Saudi akan bersama-sama memimpin konferensi pembentukan negara Palestina
“Kami pernah bertemu dengan Menteri Agama Arab Saudi yang berjanji akan membangun Islamic center namun meminta tanah 10 hektar,” kata Qamaruddin saat peresmian Pusat Literasi Keagamaan Islam (PLKI). Bagian Percetakan Al-Qur’an (UPQ) Departemen Bimbingan Masyarakat Islam, Bogor, Rabu 4 Desember 2024.
Baca juga:
Kemenag memaparkan keberhasilan program REP MEQR terhadap mutu pendidikan Madrasah
Ia kemudian menambahkan, Indonesia gagal memberikan lahan seluas 10 hektar sehingga pihak Arab gagal memenuhi janjinya.
Unit percetakan Alquran ini nantinya akan menjadi sumber pendapatan Kementerian Agama.
Qamaruddin menjelaskan, anggaran yang dialokasikan untuk kebangkitan mesin cetak tidak sedikit.
“Ini akan menjadi sumber pemasukan dan pemasukan Kemenag. Total anggarannya besar sekali, Rp 239 miliar,” kata Kamaruddin.
Menurut Nasaruddin, penerbitan kitab suci ini tidak kalah dengan penerbitan “Al-Quran” di Arab Saudi. Padahal, mesin cetak tersebut didatangkan langsung dari Jerman.
“Edisi Al-Quran yang kami miliki tidak jauh berbeda dengan Arab Saudi dan memenuhi standar internasional. Mesinnya juga kami beli dari Jerman.”
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Agama Nasaruddin Umar berharap percetakan ini tidak hanya mencetak Alquran, tapi juga kitab suci agama lain.
“Kalau bisa di tempat kita, kenapa harus di tempat (pribadi) yang lain? Itu lebih baik untuk kita semua,” ujarnya.
“Semua agama, Kristen, Katolik, Hindu, semuanya, nanti saya harap (kitab suci) bisa dicetak di sini.”
Halaman berikutnya
Qamaruddin menjelaskan, anggaran yang dialokasikan untuk kebangkitan mesin cetak tidak sedikit.