Rabu, 4 Desember 2024 – 15:12 WIB
Jakarta – PT Pertamina (Persero) melaporkan laba bersih sebesar USD 2,66 miliar atau setara Rp 42,47 triliun (berdasarkan kurs Rp 15.968 per USD) hingga Oktober 2024.
Baca juga:
Bos Pertamina Angkat Bicara Soal Viral Pertamax yang Dituduh Bikin Mobil Rusak
Vico Migantoro, Wakil Direktur Pertamina, mencatat pencapaian tersebut menunjukkan bahwa Pertamina secara konsisten mencatatkan kinerja keuangan positif selama tiga tahun terakhir di tengah fluktuasi harga komoditas global akibat faktor geopolitik.
“Bisnis hidrokarbon sangat dipengaruhi oleh geopolitik dan volatilitas. permintaan tawaranTIDAK perincian dari teknologi. Namun dalam tiga tahun terakhir, kami masih mampu mencatatkan posisi (keuangan) yang positif, kata Wiko dikutip Rabu, 4 Desember 2024, dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPRK (RDP).
Baca juga:
Laporan Bos PLN ke DPR: Keuangan PLN 3 tahun terakhir adalah yang terbaik sepanjang sejarah
Ia menambahkan pendapatan hingga Oktober 2024 sebesar 62,5 miliar dolar. Sedangkan EBITDA per Oktober 2024 sebesar USD 9,35 miliar.
Baca juga:
Bumi Resources Minerals Umumkan Laba Bersih Q3 2024 Sebesar US$16,43 Juta
Oleh karena itu, Wiko yakin pendapatan pada tahun 2024 bisa menyamai pendapatan tahun 2023 yang sebesar US$75,8 miliar. “Kami berharap bisa terealisasi pada akhir tahun ini penghasilan tahun lalu,” ujarnya.
Meski demikian, Wiko mengakui tahun 2024 akan menjadi tahun yang penuh tantangan bagi Pertamina. Hal ini disebabkan oleh sejumlah tekanan dalam bisnis tengah sungaikhususnya di sektor penyulingan minyak.
Hal serupa juga terjadi di berbagai kilang minyak dunia yang juga harus bekerja keras untuk menjalankan dan mempertahankan operasinya. Wiko juga mengakui bahwa Pertamina perlu berinvestasi sebesar $4,7 miliar pada kegiatan hulu agar perusahaan tetap bertahan.
Di sisi lain, lanjut Wiko, Pertamina juga melakukan langkah efisiensi dan berhasil mengoptimalkan biaya hingga mencapai 780 juta dolar AS.
“Terdiri dari kegiatan penghematan biaya, penghindaran biayaDan penghasil pendapatan“, katanya.
Halaman berikutnya
Hal serupa juga terjadi di berbagai kilang minyak dunia yang juga harus bekerja keras untuk menjalankan dan mempertahankan operasinya. Wiko juga mengakui bahwa Pertamina perlu berinvestasi sebesar $4,7 miliar pada kegiatan hulu agar perusahaan tetap bertahan.