Tingkat partisipasi pemilih pada Pilkada 2024 rendah, kata para analis politik

Rabu, 4 Desember 2024 – 09:01 WIB

Jakarta – Pakar ilmu politik Universitas Kehormatan Pembangunan Nasional Jakarta Ardli Johan Kusuma mengatakan pendidikan politik dapat mencegah kebosanan pemilih pada pemilu mendatang.

Baca juga:

Belum teraliri listrik, warga 1 Dusun di Kalimantan Barat memilih abstain

“Sangat penting untuk meningkatkan kesadaran politik masyarakat melalui pendidikan politik agar mereka ikut serta dalam menentukan pemimpin daerah,” kata Ardley. DI ANTARA Di Jakarta, Selasa 3 Desember 2024 saat menyikapi menurunnya jumlah pemilih pada Pilka 2024 dibandingkan pemilu sebelumnya.

Selain itu, kata dia, pasangan calon kepala daerah yang berkompeten dan mampu menggugah simpati dan kepercayaan masyarakat dapat meminimalisir kebosanan pemilih.

Baca juga:

Chris Dayanti Minta Maaf Atas Kegagalan Pilkada 2024, Megawati: Jangan Putus Asa Dulu

Gambar Pilkada Serentak 2024

“Agar masyarakat secara sadar menggunakan hak pilihnya sebagai kebutuhan sebagai warga negara,” ujarnya.

Baca juga:

Agus Buntung Akui Pernah Berhubungan Seks dengan Mahasiswi, PDIP 19 Diklaim Menangkan Suara di Daerah Jateng Seperti Jokowi

Dia menjelaskan, ada beberapa faktor yang menyebabkan kelelahan pemilih pada Pilka 2024, yaitu rumitnya mekanisme pemilu dan lamanya kampanye yang menyebabkan arus informasi.

Namun alasan utama yang saya lihat dalam konteks rendahnya partisipasi pemilih dalam pilkada adalah persepsi bahwa pilkada tidak memberikan dampak yang signifikan atau dengan kata lain masyarakat sedang mengalami krisis kepercayaan terhadap calon kepala daerah. . “, katanya.

Ardley mengatakan, berbeda dengan pemilu presiden karena masyarakat meyakini presiden dan wakil presiden terpilih bisa memberikan dampak nyata dalam politik dalam skala nasional.

Warga negara menentukan pilihannya dalam pemilu daerah. (gambar)

Warga negara menentukan pilihannya dalam pemilu daerah. (gambar)

Foto:

  • ANTARA FOTO/Irvansya Putra

Anggota KPU RI August Mellaz di Jakarta, Jumat, mengatakan partisipasi pemilih pada Pilkada 2024 di bawah 70 persen.

Namun menurutnya, indikator tersebut masih bisa tergolong normal.

Anggota KPU RI Idham Holik di Jakarta, Sabtu, mengatakan lembaganya menargetkan partisipasi pemilih pada Pilkada 2024 mencapai 82 persen.

Pada hari Rabu, KPU Indonesia mencatat 81,78 persen pemilih memberikan suaranya pada Pilpres 2024, disusul 81,42 persen pada pemilu Wakil DPR RI, dan 81,36 persen pada pemilu anggota DPD RI. (semut)

Halaman berikutnya

Namun alasan utama yang saya lihat dalam konteks rendahnya partisipasi pemilih dalam pilkada adalah persepsi bahwa pilkada tidak memberikan dampak yang signifikan atau dengan kata lain masyarakat sedang mengalami krisis kepercayaan terhadap calon pemimpin daerah. . “, katanya.

Halaman berikutnya



Sumber