Kamis, 5 Desember 2024 – 09:27 WIB
Jakarta – Indeks Harga Saham (IHSG) menguat 4 poin atau 0,06% ke level 7.331 pada perdagangan Kamis 5 Desember 2024.
Baca juga:
Simak 5 rekomendasi saham berpotensi untung dari Bulish JCI Forecast Analyst
Kepala departemen penjualan ritel BNI Sekuritas Fanny Suherman memperkirakan IHSG akan berusaha melanjutkan mematahkan resistensi tentang perdagangan hari ini.
“Hari ini IHSG berupaya melanjutkan pertumbuhannya jangkauan 7.400-7.500,” kata Fannie dalam riset hariannya, Kamis, 5 Desember 2024.
Baca juga:
Prabowo Sebut Main Saham Seperti Judi: Rakyat Kecil Kalah, Bandar Besar Menang
Mayoritas saham Asia melemah pada perdagangan Rabu lalu. Indeks Nikkei 225 Jepang menguat 0,07 persen, sedangkan indeks Taiex Taiwan menguat 0,99 persen. Sedangkan Hang Seng Hong Kong melemah 0,02 persen, sedangkan Kospi Korea Selatan melemah 1,44 persen.
Baca juga:
Saham emiten IHSG Prajogo Pengestu menguat pada akhir perdagangan.
Kemudian CSI 300 China melemah 0,54 persen, dan S&P/ASX 200 Australia melemah 0,38 persen. Sementara itu, FTSE Straits Times menguat 0,41 persen dan FTSE Malay menguat 0,42 persen.
“Investor juga mencermati realisasi pertumbuhan ekonomi riil Australia sebesar 0,8 persen pada kuartal ketiga tahun 2025. Angka ini melebihi ekspektasi sebesar 1,1 persen, menurut Biro Statistik Australia,” kata Fanny.
Pasar Korea Selatan melemah karena investor merespons kerusuhan politik yang menyebabkan darurat militer diberlakukan dan dicabut beberapa jam kemudian. Hal ini terjadi setelah parlemen menolak keras upayanya untuk melarang kegiatan politik.
Kementerian Keuangan Korea Selatan mengatakan pihaknya siap menyuntikkan likuiditas “tidak terbatas” ke pasar keuangan jika diperlukan. Yonhap melaporkan bahwa regulator keuangan sedang bersiap untuk menggunakan KRW 10 triliun, atau sekitar US$7,07 miliar, dalam dana stabilisasi pasar saham.
Level support IHSG 7220-7280 dan level resistance 7400-7500, ujarnya.
Halaman selanjutnya
Pasar Korea Selatan melemah karena investor merespons kerusuhan politik yang menyebabkan darurat militer diberlakukan dan dicabut beberapa jam kemudian. Hal ini terjadi setelah parlemen menolak keras upayanya untuk melarang kegiatan politik.