Kamis, 5 Desember 2024 – 19:49 WIB
Jakarta – Ketahanan pangan Indonesia saat ini sedang menghadapi tantangan. Mulai dari pertumbuhan penduduk yang pesat hingga dampak perubahan iklim yang mempengaruhi cara masyarakat memenuhi kebutuhan pangannya.
Baca juga:
Peran aktif BRI dukung ketahanan pangan, salurkan pinjaman senilai Rp 199,83 triliun di sektor pertanian
Salah satu upaya yang dicanangkan adalah program makanan bergizi, khususnya untuk anak-anak. Sebagai langkah awal untuk tidak hanya menciptakan ketahanan pangan yang kokoh, namun juga mewujudkan “Indonesia Emas 2045”.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Pimpinan Bappenas Rachmat Pambudy baru-baru ini menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan swasta untuk menciptakan sistem pangan berkelanjutan. “Transformasi pangan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, namun memerlukan peran aktif seluruh pemangku kepentingan, mulai dari swasta hingga masyarakat,” ujarnya dalam siaran pers Japfa, Kamis, 5 Desember 2024.
Baca juga:
Bunda dan Ayah harus tahu, inilah penyebab alergi susu sapi pada anak
Ia menjelaskan, ketahanan pangan harus fokus pada kelestarian lingkungan, swasembada pangan, dan peningkatan gizi masyarakat. Oleh karena itu, saya mengajak kita semua untuk berpartisipasi aktif dan berkolaborasi dalam memperkuat dan mengembangkan sistem pangan yang berkelanjutan, berdaulat, dan berkelanjutan untuk generasi sekarang dan mendatang, tambahnya.
Baca juga:
Sederet menu juara bergizi tinggi kreasi para ibu hebat untuk mencegah obesitas
Di sisi lain, Kepala Badan Pangan Nasional Dadan Hindayana menegaskan pemerintah harus turun tangan untuk mendukung perkembangan gizi anak. Badan Pangan Nasional sebagai pilar utama penciptaan generasi emas 2045 didukung oleh lembaga pemerintah lainnya untuk menciptakan arsitektur digital untuk memantau penggunaan anggaran sesuai tujuannya, dan memastikan segala upaya menuju generasi emas. Indonesia 2045 tercapai,- kata Dadan.
“Program Pangan Bergizi merupakan investasi masa depan Indonesia,” ujarnya seraya menambahkan gizi anak merupakan investasi yang perlu menjadi fokus semua pihak, ”ujarnya.
Sementara itu, Renaldo Santosa, Presiden Japfa, menegaskan bahwa ketahanan pangan merupakan bagian dari ekosistem yang perlu dibangun secara holistik. “Kami percaya bahwa ketahanan pangan berarti menciptakan ekosistem nasional yang kuat yang menjamin akses terhadap pangan yang aman, terjangkau, dan bergizi bagi setiap warga negara Indonesia. “Ini adalah momen yang menentukan bagi kami untuk berkolaborasi dan mewujudkan visi ini,” ujarnya.
Gabriella Santosa, Head of Business Development Japfa, juga menambahkan bahwa kolaborasi antara pemerintah dan swasta sangat penting untuk memerangi malnutrisi. “Memprioritaskan gizi anak merupakan tanggung jawab mendasar sekaligus investasi ekonomi yang bijaksana. “Setiap dolar yang disalurkan untuk makanan bergizi dapat memberikan keuntungan yang signifikan, menjadikannya prioritas bagi sektor publik dan swasta,” katanya.
Japfa baru-baru ini bekerja sama dengan Pusat Penelitian Kesehatan dan Gizi Universitas Indonesia untuk menilai kecukupan gizi anak di seluruh Indonesia. Hal ini dilakukan dengan menyediakan makanan bergizi melalui berbagai model mulai dari Ready to Cook, Ready to Eat, dan Self Catering.
“Studi yang kami lakukan menganalisis proses produksi, kebutuhan pangan, efisiensi distribusi, dan biaya. Kami berharap inisiatif ini dapat memberikan wawasan tentang upaya penurunan tinggi badan di masa depan,” ujarnya.
Halaman selanjutnya
Sementara itu, Renaldo Santosa, Presiden Japfa, menegaskan bahwa ketahanan pangan merupakan bagian dari ekosistem yang perlu dibangun secara holistik. “Kami percaya bahwa ketahanan pangan berarti menciptakan ekosistem nasional yang kuat yang menjamin akses terhadap pangan yang aman, terjangkau, dan bergizi bagi setiap warga negara Indonesia. “Ini adalah momen yang menentukan bagi kami untuk berkolaborasi dan mewujudkan visi ini,” ujarnya.