Kamis, 5 Desember 2024 – 12:20 WIB
Bogor, VIVA – Kementerian Agama menggelar retret penyuluh agama bagi pejuang moderasi beragama tingkat nasional di Kamp Hulu Kai, Ciawi, Bogor, Jawa Barat, Senin-Rabu, 2-4 Desember 2024.
Baca juga:
Pesan Menteri Agama Nasaruddin Umar kepada Gus Miftoh usai kata-kata kasarnya kepada penjual es teh
Sebanyak 1000 peserta dari Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, dan Bekasi (Jabodetabek) serta penyuluh lintas agama mengikuti acara bertajuk “Tenda Besar: Kristalisasi, Inkubasi dan Transmisi Nilai-Nilai Moderat Beragama Melalui Model Kampung Moderasi Beragama (KMB)” . Berbagai provinsi se-Indonesia, karang taruna Islam se-Jabodetabek, tokoh masyarakat, akademisi dan perwakilan pemerintah daerah.
Agenda pemberangkatan meliputi unjuk rasa 1.000 pemuka agama dan aktivis pemuda Islam, talkshow moderasi beragama, pertunjukan budaya lintas agama, dan Jejak Desa Moderat yang mencakup kegiatan pembelajaran dan perlindungan lingkungan. , melalui Zero Plastic Action dan penanaman pohon.
Baca juga:
Menteri Agama Nasarudin ingin kitab suci agama lain bisa dicetak di percetakan Alquran
Menteri Agama Nasaruddin Umar mengingatkan para ustadz agar mampu berdakwah secara bijak dan rasional, tidak suka mengklaim kebenaran bahkan tidak mudah percaya pada orang lain.
Baca juga:
Ragil Mahardika Salat Umrah Pakai Ihram, Netizen: Tahu Aturan Agama!
“Yang suka menyalahkan orang lain itu tandanya orang itu masih perlu belajar. Tapi kalau dia tidak menyalahkan orang lain, berarti dia sudah belajar. Orang itu bijak,” kata Nasariddin.
Ahmad Zayadi, Direktur Penerangan Keagamaan Islam, menjelaskan tema kegiatan ini merupakan upaya bersama merefleksikan, membentuk dan memperkuat pengamalan nilai-nilai moderat beragama yang diterapkan di lebih dari 1.000 Kampung Moderasi Beragama (KMB) di seluruh Indonesia .
Kegiatan ini tidak hanya menjadi peluang untuk membangun kapasitas, namun juga menjadi momen membangun kesadaran kolektif yang kuat. Seluruh peserta diharapkan menjadi kampiun dan agen moderasi beragama, mampu mencerminkan nilai-nilai moderasi dan mensosialisasikan hasil inkubasi secara sistematis di daerahnya.
Keterangan tertulis yang diperoleh VIVA pada Kamis, 5 Desember menyebutkan, “Proses pengalihan ini akan terus berlanjut secara permanen, Insya Allah untuk membangun masyarakat yang harmonis dan inklusif,” ujarnya saat peluncuran kegiatan.
Sementara itu, Qamaruddin Amin, Direktur Jenderal Departemen Bina Masyarakat, mengatakan bahwa penyuluh agama merupakan garda depan dalam menjaga keharmonisan sosial di masyarakat.
“Guru agama merupakan organisasi utama bagi masyarakat Indonesia. “Mereka adalah pelopor stabilitas sosial, terutama ketika ada ancaman ideologi transnasional atau pihak-pihak yang ingin menghancurkan nilai-nilai kebangsaan.
Kamaruddin juga menyoroti pentingnya peran penasihat agama dalam mengatasi isu-isu global seperti perubahan iklim.
“Guru agama bisa menjadi ujung tombak dalam mitigasi dampak perubahan iklim. “Mereka tidak hanya bicara soal agama, tapi juga melakukan aksi nyata untuk menciptakan lingkungan yang hijau, sehat, dan lestari.
Halaman selanjutnya
Sumber: VIVA/Muhammad AR