Jumat, 6 Desember 2024 – 18:51 WIB
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal masuk dalam negeri mencapai Rp5,13 triliun pada pekan pertama Desember 2024. Modal tersebut berasal dari penjualan bersih di pasar Surat Berharga Negara (SBN) dan Surat Berharga Bank Indonesia Rupiah (SRBI).
Baca juga:
Pemerintah Lunasi Utang, Cadangan Devisa Indonesia Turun Jadi USD 150,2 Miliar di November 2024
Ramdan Danny Prakoso, Kepala Komunikasi BI, mengatakan nonresiden mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp5,13 triliun berdasarkan data transaksi pada 2-5 Desember 2024.
Terdiri dari net buy di pasar saham Rp1,24 triliun, net sell di pasar SBN Rp1,37 triliun, dan net sell Surat Berharga Bank Indonesia Rupiah (SRBI) Rp5,00 triliun, kata Denny dalam keterangannya, Jumat, November. 6 Agustus 2024.
Baca juga:
Posisi investasi internasional Indonesia meningkat sebesar USD 274,0 miliar pada Q3-2024
Denny mengatakan premi risiko investasi lima tahun Indonesia (Credit Default Swaps/CDS) turun menjadi 70,91 basis poin (bps) per 5 Desember 2024.
Baca juga:
Bank Indonesia yakin target inflasi akan tercapai pada akhir tahun 2024
“Premi CDS Indonesia tenor 5 tahun per 5 Desember 2024 sebesar 70,91 bps, turun dibandingkan per 29 November 2024 sebesar 74,01 bps,” jelasnya.
Sedangkan selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen sampai dengan 5 Desember 2024, nonresiden mencatatkan pembelian bersih di pasar saham sebesar Rp22,13 triliun, pasar SBN sebesar Rp32,33 triliun, dan pasar SRBI sebesar Rp175,89 triliun.
Denny melanjutkan, pada semester II 2024, nonresiden mencatatkan beli bersih di pasar saham Rp 21,79 triliun, pasar SBN Rp 66,29 triliun, dan SRBI Rp 45,54 triliun.
“Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung stabilitas eksternal perekonomian Indonesia,” tambahnya.
Halaman berikutnya
Denny melanjutkan, pada semester II 2024, nonresiden mencatatkan beli bersih di pasar saham Rp 21,79 triliun, pasar SBN Rp 66,29 triliun, dan SRBI Rp 45,54 triliun.