Kemitraan Industri Kendaraan Listrik dalam Pengelolaan Limbah Baterai

Jumat, 6 Desember 2024 – 17.32 WIB

Jakarta, VIVA- Di Indonesia, industri kendaraan listrik berkembang pesat karena kebijakan transisi energi bersih dari pemerintah.

Baca juga:

Mengukur Peluang Pembiayaan Ramah Lingkungan untuk Perkembangan Industri Otomotif

Namun dengan menjamurnya kendaraan listrik, pengelolaan baterai bekas menjadi permasalahan besar. Baterai bekas yang tidak dikelola dengan baik dapat membahayakan lingkungan.

Mendaur ulang baterai bekas merupakan solusi penting untuk mengurangi dampak ini dan memulihkan material berharga seperti litium, nikel, dan kobalt.

Baca juga:

Menperin menjamin RI akan mengekspor prekursor ke Eropa dan Amerika Utara pada awal tahun 2025

Oleh karena itu, PT Arsa Kayana Recycle berkolaborasi dengan PT Swap Energi Indonesia (Swap) untuk mengelola dan mendaur ulang baterai bekas kendaraan listrik.

PT AKR dan Kemitraan Daur Ulang Baterai Swap

Baca juga:

PLN gemetar karena mobil listrik asal China akan meningkatkan transaksi SPKLU sebanyak 5 kali lipat

Penandatanganan nota kesepahaman ini bertujuan untuk memerangi peningkatan emisi baterai seiring dengan pesatnya adopsi kendaraan listrik di Indonesia.

Dalam data yang diterima VIVAJumat, 6 Desember 2024 PT Arsa Kayana Recycle (AKR) mengklaim sebagai perusahaan swasta pertama yang memelopori daur ulang baterai bekas di Indonesia dengan kapasitas produksi awal 3.000 ton per tahun untuk baterai LFP dan NCM.

Produksinya akan dimulai pada akhir tahun 2025, dan AKR telah bermitra dengan berbagai Agen Pemilik Merek (APM) sepeda motor dan mobil listrik untuk mendukung industri hijau dan hilirisasi sejalan dengan program pemerintah.

“Kemitraan ini merupakan langkah awal yang baik untuk penggantian sepeda motor listrik, karena kita tidak lagi bingung mencari bangkai aki bekasnya kemana,” kata Direktur Utama AKR Mohammad Falah.

CEO Swap Irwan Tjahja menyambut baik kemitraan ini dan mengaku bangga memiliki perusahaan lokal yang menjadi pionir dalam menjaga lingkungan dengan mencari dan mendaur ulang baterai sepeda motor listrik.

Komisaris Abdul Rahman Elli, pendiri dan presiden PT AKR, menyadari tantangan besar dalam mendaur ulang baterai kendaraan listrik.

“Tetapi kami juga melihat potensi yang luar biasa. Misi kami adalah mengubah cara kami menangani baterai kendaraan listrik yang sudah habis masa pakainya, untuk memastikan baterai tersebut didaur ulang secara bertanggung jawab dan efisien,” katanya.

Halaman berikutnya

Produksinya akan dimulai pada akhir tahun 2025, dan AKR telah bermitra dengan berbagai Agen Pemilik Merek (APM) sepeda motor dan mobil listrik untuk mendukung industri hijau dan hilirisasi sejalan dengan program pemerintah.

Halaman berikutnya



Sumber