Selasa, 17 Desember 2024 – 23:43 WIB
Jakarta – Komunitas Perempuan Peduli dan Berbagi (KPPB) mengadakan acara Dunia tanpa bekas luka Di Teater Agung Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Acara tersebut merupakan puncak dari Hari Menentang Kekerasan Terhadap Perempuan ke-16 yang berlangsung setiap tahun pada tanggal 25 November hingga 10 Desember.
Baca juga:
Nihayatul Wafiroh Minta Kader Perempuan Tanah Air Aktif Mitigasi Dampak Bencana Alam
Lebih dari 1.500 tamu dari berbagai komunitas menghadiri acara yang mendidik, inspiratif, dan menghibur ini. Para pembicara, artis, aktivis dan presenter berkumpul untuk menyoroti pentingnya mengakhiri segala bentuk kekerasan, baik kekerasan gender secara fisik, psikologis, seksual, ekonomi atau online. Gulung lagi, oke?
Program Dunia tanpa bekas luka bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, mendidik dan mendorong tindakan nyata untuk mencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Baca juga:
Maia Estianti diserang netizen usai wawancaranya dengan Isa Zega
“Melalui acara ini kami ingin menyampaikan pesan bahwa kekerasan dalam bentuk apapun tidak boleh ditoleransi. “Dengan menjunjung tinggi dan menghargai diri sendiri, kita semua dapat menjadi agen perubahan untuk mengakhiri kekerasan dan membangun masa depan yang lebih aman, adil, dan bermartabat,” kata Meiline Thenardi, Pendiri dan Ketua Komite KPPB.
Baca juga:
Perubahan iklim melemahkan ekonomi dan keamanan perempuan, Komnas
Acara dibuka dengan pemutaran film pendek Dunia tanpa bekas luka Bercerita tentang seorang wanita bernama Naya (diperankan oleh Rania Putrisari) yang berjuang melawan kekerasan dalam rumah tangga. Film ini menyampaikan pesan bahwa setiap perempuan berhak bermimpi, bangkit dan hidup tanpa kekerasan.
Talkshow inspiratif tersebut menghadirkan para pakar seperti Rieke Diah Pitaloka, Ratih Ibrahim, Valentina Sagala dan Petty S. Fatima sebagai komunikator dan pakar pemberdayaan perempuan. Dalam diskusi interaktif ini, para pembicara membahas tentang tanda-tanda kekerasan, dampaknya, serta langkah nyata untuk mencegah dan memberikan pertolongan kepada korban kekerasan.
Selain itu, penampilan Yayasan Kebudayaan Indonesia yang bertemakan “Masalah” dan penampilan puisi-aksi Laura Muljadi “Gema Ruang Hati” memberikan pesan emosional yang menyentuh hati penonton. Hiburan musik Clara Gopa menambah semangat dan energi positif dalam acara tersebut.
Salah satu momen penting dalam acara tersebut adalah penandatanganan spanduk “Hentikan Kekerasan Terhadap Perempuan” yang dilakukan oleh narasumber, aktivis, dan tokoh masyarakat yang fokus pada isu tersebut. Secara simbolis, spanduk tersebut diserahkan Meiline Thenardi kepada perwakilan pemerintah sebagai wujud komitmen bersama dalam melawan kekerasan.
Sebagai bentuk kepedulian yang tulus, KPPB membagikan 1.500 paket sembako kepada perempuan di berbagai komunitas untuk membantu mereka menghadapi tantangan hidup.
Meiline Thenardi dalam sambutannya mengatakan: “Kami berharap acara ini dapat memberikan keberanian kepada seluruh perempuan untuk menghargai diri sendiri, mengenali tanda-tanda kekerasan dan mengambil langkah-langkah untuk mencegah atau keluar dari situasi yang tidak sehat. “Perempuan adalah tulang punggung keluarga dan masyarakat, jadi kita harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung mereka.”
Oleh karena itu, Rieke Diah Pitaloka mengatakan, “Perempuan harus mengetahui hak-haknya dan berdaya untuk membela diri serta membangun masa depan yang lebih baik.”
Ratih Ibrahim menambahkan: “Persoalan kekerasan bukan hanya persoalan perempuan namun juga persoalan kemanusiaan. Saya mendukung acara ini agar lebih banyak orang terdidik dan kekerasan berkurang. Kita perlu BERBICARA!”
Halaman berikutnya
Selain itu, penampilan Yayasan Kebudayaan Indonesia yang bertemakan “Masalah” dan penampilan puisi-aksi Laura Muljadi “Gema Ruang Hati” memberikan pesan emosional yang menyentuh hati penonton. Hiburan musik Clara Gopa menambah semangat dan energi positif dalam acara tersebut.