VIVA – Saat KSAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak hendak memasuki kawasan Gunung Hejo, Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, terjadi kejadian darurat tak terduga yang dilakukan perwira pertama TNI Angkatan Darat. .
Baca juga:
Tom Cruise dianugerahi penghargaan militer tertinggi Amerika untuk Top Gun
Selasa 17 Desember 2024 pagi, Jenderal TNI Maruli dan rombongan dari Markas Besar TNI AD (Mabesad) tiba di Koramil 1903/Darangdan Mabes untuk transit sejenak istirahat. PTPN VIII, Gunung Hejo.
Lulusan Akademi Militer angkatan 1992 itu tiba di markas Koramil dari Darang dan langsung menyapa seluruh tuan rumah yang menyambutnya.
Baca juga:
Suriah tidak aman, militer Rusia akan memindahkan pasukan dan peralatan militernya ke Libya
Salah satu yang disambut Jenderal TNI Maruli Simanjuntak adalah Lettu (Lettu) Unang Sunarya. Beliau adalah Panglima Koramil dari Darang.
Baca juga:
Kapal induk ketiga China akan meninggalkan sarangnya, eksteriornya akan mirip dengan kapal Amerika
Usai jabat tangan, mulai terjadi hal-hal yang menjadi momen luar biasa dalam hidup Lettu Unang Sunarya yang sangat ia banggakan.
Ceritanya, Jenderal TNI Maruli menyantap sarapan paginya di sebuah bangunan bertingkat sederhana yang dialihfungsikan menjadi tempat peristirahatan.
Pak Maruli di sini didampingi para petinggi TNI AD yang bahunya bertabur bintang. Tiba-tiba, di luar dugaan Lettu Unang, KSAD memanggilnya dan mengajaknya duduk di meja untuk sarapan bersama.
Canggung pastinya, apalagi pria yang duduk di hadapannya adalah orang nomor satu di TNI Angkatan Darat.
Pak Maruli dikenal rendah hati di hadapan prajuritnya. Hal ini dapat mengobati kegugupan Lettu Unang yang sedang berbincang satu meja dengan Pak Maruli.
Singkat cerita Lettu Unang bangun dari meja, kebetulan Pak Maruli sudah selesai istirahatnya.
Tanpa saya sadari, sambil berjalan menuju bagian belakang Makoramil, Pak Maruli menelpon Lettu Unang, dan tidak hanya itu, Pak Maruli pun memeluk Pak Unang layaknya seorang sahabat yang sudah lama tidak berjumpa.
Lettu Unang langsung terkesan. Tiba-tiba KSAD telpon saya dari belakang, saya kira ada masalah, ternyata KSAD malah memeluk saya. Buat saya, itu membuat saya sangat sedih, kata Lettu Unang kepada VIVA Militer. khusus.
Mengapa Lettu Unang begitu bangga?
Soalnya, Lettu Unang merupakan perwira TNI yang sudah 33 tahun bertugas di TNI Angkatan Darat. Ia masuk Angkatan Darat pada tahun 1991 melalui Sekolah Kandidat Terdaftar (Secata).
Padahal ia menjabat sebagai ksatria TNI selama hampir setengah abad. Namun ini pertama kalinya KSAD meletakkan tangannya di bahunya dan bersantai satu meja dengannya.
Pak Maruli yang sudah lebih dari sepuluh kali berganti KSAD, baru kemudian ingin memeluknya. Bahkan, sejak tahun 1991, sudah terjadi 20 kali pergantian KSAD, dari Pak Edi Sudradjat menjadi Pak Maruli.
“Ini pertama kali dalam hidup saya, saya tidak pernah menduganya, saya tidak pernah membayangkannya, saya tidak pernah memimpikannya,” kata Lettu Unang Sunarya.
Apa yang dialami Lettu Unang sebenarnya bukanlah peristiwa acak melainkan takdir yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.
Jadi, ada cerita lain di balik pertemuan naas ini. Pada tanggal 1 Desember 2024 atau 16 hari sebelum kedatangan Pak Maruli, Komandan Kodim 0619/Purwakarta, Letkol Inf Ardiansyah alias Raja Aibon Kogila, mempercayakan Lettu Unang untuk menjabat sebagai Danramil menggantikan Kapten 1903/ Darang.
Lettu Unang menghabiskan sebagian besar karir militernya di bidang intelijen sejak pemindahan penugasan dari Kodim Kuningan ke Kodim Purwakarta pada tahun 2018. Bahkan, ia terakhir menjabat sebagai Komandan Satuan Intel Kodim Purwakarta.
Meski baru menjabat sebagai Komandan Koramil dari Darang, namun Pak Maruli sudah berada di wilayah tugasnya karena kejadian tersebut. Pak Unang otomatis menjadi cikal bakal yang melakukan seluruh pekerjaan pembukaan lahan tak terpakai seluas 200 hektar.
Memang benar ia tidak bekerja sendirian, namun ia mempunyai Raja Aibon yang setingkat Kodim Purvakarta dan Panglima Koramil 8 serta ratusan prajurit yang turut serta mensukseskan operasi Pak Maruli. Oleh karena itu, meski ada ancaman langit hitam saat musim hujan di penghujung tahun ini, semangat Pak Unang tetap membara.
“Semua rasa lelah selama penugasan ini terbayar ketika KSAD menggandeng saya dalam pelukannya,” ujarnya.
Jika melihat aturan di TNI saat ini, Pak Unang akan segera pensiun dari dinas. Ya, dalam waktu sekitar 2 tahun.
Pak Unang lahir pada tanggal 10 November 1969, bertepatan dengan Hari Pahlawan. Meski bertugas di Bandung bersama Batalyon Kavaleri 4/Kijang Cakti dan Yonkav 9/Satya Darmakala di Serpong, namun siapa sangka hal itu akan terjadi? setelah pensiun, dia ditakdirkan untuk mengabdi di kampung halamannya, Darangdon…
Selamat dan sukses Pak Unang… Siliwangiiii…
Halaman berikutnya
Sumber : Informasi Kode Purwakarta