Kamis, 19 Desember 2024 – 04:37 WIB
Jakarta – Ketua Kelompok Diskusi Khusus (FGD) Nahdlatul Ulama (MLB NU) KH Muhammad Syarbani Khaira disebut-sebut menganggur. Bicara soal cap pengangguran disampaikan elite Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Baca juga:
Wapres Gibran: Perempuan adalah tulang punggung negara
Pembelaan Kiai Syarbani juga datang dari Ketua Humas Persatuan Rabitha Melayu Banjar, Noura Dalla Adilla. Menurut dia, publikasi pemateri di FGD MLB NU patut dikoreksi karena dituding sebagai pengangguran.
“Perkumpulan Rabitha Melayu Banjar yang pendiri utamanya adalah KH Muhammad Syarbani Haira, merasa perlu mengoreksi pemberitaan kelompok tertentu tentang ketiga pembicara FGD, khususnya KH Syarbani Haira,” kata Noura, Kamis, 19 Desember 2024 .
Baca juga:
Wakil Presiden Gibran menghadiri pembukaan Musyawarah Besar Fatayat NU di Jakarta Pusat
Menurut Nura, Kiai Syarbani menjabat sebagai Ketua Pengurus Daerah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kalimantan Selatan selama 10 tahun sejak 2007 hingga 2017. Lalu, pria kelahiran Amuntay Utara, 2 Mei 1958 ini merupakan pendiri Universitas NU Kalimantan Selatan yang berdiri sejak tahun 2014.
Namun kini dia diambil alih oleh partai lain atas restu Ketua PBNU saat ini. Jadi KX Syarbani Khaira tidak menganggur seperti yang diklaim, ujarnya.
Baca juga:
Bursa Asia menguat seiring menguatnya dua indeks Wall Street
Menurutnya, pengalaman Kiai Syarbani selama ini merupakan aktivisme sosial. “Beliau aktivis sosial, pensiunan guru PNS IAIN Antasari Banjarmasin,” ujarnya.
Selain itu, kata dia, Kiai Syarbani Baznas juga menjabat sebagai Komisioner Kalsel. Kemudian ia juga terdaftar sebagai Magister Demografi di Universitas Gadja Mada.
Ia juga mengatakan, Kiai Syarbani kerap menjadi konsultan dan narasumber di berbagai instansi pemerintah, termasuk partai politik.
“Beliau tidak pernah sekali pun mengajukan permohonan untuk bergabung dengan partai politik atau menjadi pengurus karena seumur hidupnya ia adalah PNS.
Selain itu, pada pemilu legislatif 2024, Syarbani diusung sebagai calon DPR RI dari PDI Perjuangan (PDIP). Baginya, pencalonan hanyalah panggilan bagi negara dan bangsa.
“Partai Kalimantan Selatan ini tidak mendapatkan kursi di DPRK RI pada pemilu legislatif lalu. Dengan demikian, KX Syarbani Hayra tidak bisa menjadi anggota DPRK RI,” ujarnya.
Menurut Noura, seharusnya KX Syarbani mau mengabdi kepada NU, khususnya Universitas NU yang didirikan dengan susah payah.
Sayangnya, Ketua Umum PBNU kini mempercayai orang lain yang sama sekali tidak terlibat dalam pendirian perguruan tinggi ini, ujarnya.
Oleh karena itu, karena merasa tidak dihargai sebagai pendiri, KH Syarbani Haira Syuriah memilih mundur sebagai Ketua PBNU, ujarnya.
Halaman berikutnya
Selain itu, kata dia, Kiai Syarbani Baznas juga menjabat sebagai Komisioner Kalsel. Kemudian ia juga terdaftar sebagai Magister Demografi di Universitas Gadja Mada.