Pabrik BYD di Subang akan mendapat dana baru yang siap memproduksi kendaraan hybrid

Kamis, 19 Desember 2024 – 12:25 WIB

VIVA – Resmi hadir di Indonesia sejak awal tahun 2024, BYD berkomitmen membangun ekosistem kendaraan listrik, salah satunya dengan membangun pabrik di Kawasan Industri Subang Smartpolita Jawa Barat yang dikelola oleh Suryabuat Industrial City.

Baca juga:

Dari Subang hingga Konawe: Indonesia akan menjadi pusat baru industri transportasi listrik ASEAN

Sebelum produksi lokal, PT BYD Motor Indonesia mendatangkan 4 produk berstatus impor sebagai bagian penjualan dalam negeri yaitu CBU (Completely Built) yaitu Dolphin, Atto 3, Seal dan M6.

Karena menjanjikan manufaktur lokal, 4 EV mereka kini mendapat insentif CBU dari pemerintah berupa bebas bea masuk dan PPnBM (pajak penjualan barang mewah).

Baca juga:

Insentif Mobil Hybrid Hanya 3 Persen, Kata Toyota?

Diketahui, pemerintah hanya memberikan insentif ini selama 2 tahun, artinya pada tahun 2026 pabrik BYD di Indonesia harus siap berproduksi lokal dan dijanjikan akan selesai pada kuartal keempat tahun 2025.

Kemudian, kapasitas produksinya disesuaikan dengan jumlah unit yang diimpor berdasarkan insentif pemerintah.

Baca juga:

Promosi publik Vuling akan segera berakhir

Jika jumlah produk yang diproduksi di dalam negeri lebih sedikit dari kuota impor, maka BYD akan mendapat sanksi pengganti kelonggaran Bank Sentral terhadap produk yang dipasarkan.

Menariknya, kabar terkini BYD tidak hanya memproduksi kendaraan listrik baterai murni di Subang saja, namun mereka meningkatkan investasi untuk memproduksi kendaraan hybrid dengan teknologi PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle).

Hal ini diungkapkan General Manager BYD Asia-Pasifik Liu Xueliang saat menerima Menteri Investasi dan Hilirisasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roesla, dalam kunjungannya baru-baru ini ke kantor pusat BYD di Shenzhen.

Sebagai salah satu pemain kunci dalam industri kendaraan listrik, BYD akan terus mendukung upaya pemerintah Indonesia untuk mempercepat ekosistem kendaraan listrik dengan tambahan investasi baru, kata Liu.

“Kami berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas produksi di pabrik BYD di Indonesia dan membuka peluang pengembangan teknologi seperti baterai untuk berbagai kendaraan energi baru, termasuk EV dan PHEV,” kata Liu dalam keterangannya, 19 Desember 2024.

Menurut dia, penambahan kapasitas produksi tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri, serta memperluas potensi ekspor mobil listrik, sehingga mendukung potensi Indonesia sebagai salah satu sentra produksi mobil listrik di Asia Tenggara. . wilayah.

Diketahui, ada beberapa PHEV produksi BYD yang merupakan model anyar dengan jarak tempuh ribuan kilometer, yakni Seal DM-i dan Qin L DM-i.

Halaman berikutnya

Hal ini diungkapkan General Manager BYD Asia-Pasifik Liu Xueliang saat menerima Menteri Investasi dan Hilirisasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roesla, dalam kunjungannya baru-baru ini ke kantor pusat BYD di Shenzhen.



Sumber