Jumat, 20 Desember 2024 – 23:19 WIB
Jakarta – Menteri Koordinator Hukum, Hak Asasi Manusia, Imigrasi, dan Kemasyarakatan (Menko Kumham Imipas) Yusril Ihza Mahendra kembali menegaskan pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang ingin memberikan pengampunan dan pertobatan jika ingin mengembalikan uang hasil korupsi. .
Baca juga:
Duta Besar Prancis mengunjungi Yusril untuk membahas penangkapan terpidana mati Serge Atlaui
Yusril menjelaskan, hal itu bisa dilakukan dengan membatalkan amnesti.
Rencana Presiden, jika orang yang diduga korupsi dengan sukarela mengembalikan barang milik negara atau uang hasil korupsi, atau terpidana dengan sukarela menyerahkan lebih dari yang diperintahkan, kata Yusril Ihza Mahendra kepada wartawan di kantornya. Jumat, 20 Desember 2024.
Baca juga:
KPK Minta Bupati Banggay Amiruddin Tamoreka Diusut Usai Dugaan Korupsi Dana Kesejahteraan
“Misalnya kalau diserahkan juga, Presiden bilang akan diampuni. Nah, Presiden bilang begitu. Sesuai undang-undang ya, mereka termasuk yang mendapat amnesti dan dicabut.”
Baca juga:
Yusril mengutus Wamenko Kumham dan Imipas untuk mempelajari kiprah Reinhard Sina di Manchester, Inggris
Dia menjelaskan, amnesti dan pencabutan memang bisa diberikan kepada semua orang, namun pengampunan secara perorangan juga bisa diberikan.
“Kalau amnestinya perorangan, boleh saja. Kalau si A sudah terpidana, harus minta ampun. Tapi kalau amnestinya dicabut, kata Presiden, itu untuk semua orang. Seperti Gus Dur dulu, semua yang ikut dalam amnesti itu bisa saja. gerakan bersenjata, Gerakan Aceh Merdeka, dibatalkan, amnesti, tidak ada nama,” ujarnya.
Pasalnya, keputusan amnesti dan pembatalan tersebut dikeluarkan berdasarkan Keputusan Presiden. Kemudian, apabila koruptor menyerahkan hasil korupsinya, maka dinyatakan batal.
“Misalnya dengan Perpres nanti akan diambil keputusan amnesti dan pembatalan. Jadi dalam Perpres itu dikatakan, misalnya pada 1 Agustus 2025, siapa pun yang terlibat korupsi ini, kalau mengembalikan hartanya, akan dinyatakan bersalah. batal. Nanti kami hadirkan. Nama-namanya akan kami buat berdasarkan informasi yang diterima,” kata Yusril.
Jadi iya, kalau bahasa Pak Prabowo iya, kalau iya ya diampuni, tentu prosesnya amnesti dan pembatalan, ujarnya.
Dulu, Presiden Prabowo Subianto memberi kesempatan kepada pejabat korup untuk bertobat. Namun uang rakyat yang digelapkan harus dikembalikan.
Dalam pidatonya di hadapan mahasiswa Indonesia di Kairo, Mesir, Prabowo mengatakan bahwa ia memberikan kesempatan kepada pejabat korup untuk bertobat jika mereka mengembalikan keuntungan yang dicuri kepada negara.
Prabowo mengatakan, kesempatan bertaubat diberikan dalam waktu berminggu-minggu dan berbulan-bulan, tanpa menyebutkan waktu spesifiknya.
“Saya memberi kesempatan, memberikan kesempatan untuk bertobat. Hai para penerima suap atau mereka yang merasa mencuri dari rakyat, mungkin kami akan memaafkanmu jika kamu mengembalikan apa yang kamu curi. Tapi tolong kembalilah. Nanti kami beri kesempatan kepada mereka untuk mengembalikannya, kata Presiden Prabowo di gedung Pusat Konferensi Al-Azhar, Universitas Al-Azhar, Kairo, Rabu, seperti dikutip Antara.
Prabowo melanjutkan, cara membawanya kembali bisa dilakukan secara sembunyi-sembunyi agar tidak ketahuan. Bagi Prabowo, cara tersebut bisa dilakukan dengan syarat ia bertaubat dan mengembalikan harta curiannya kepada negara.
Terkait hal tersebut, Presiden Prabovo mengingatkan seluruh pejabat pemerintah untuk menaati hukum dan memenuhi kewajiban terhadap bangsa dan negara.
“Halo, mereka yang menerima manfaat dari masyarakat negara. Bayar tagihan Anda! Jika Anda membayar iuran Anda, patuhi hukum, kita menghadapi masa depan. “Tapi kalau tetap bandel, mau bagaimana lagi, kami akan terapkan hukumnya,” kata Prabovo.
Halaman selanjutnya
“Kalau amnestinya perorangan, boleh saja. Kalau si A sudah terpidana, harus minta ampun. Tapi kalau amnestinya dicabut, kata Presiden, itu untuk semua orang. Seperti Gus Dur dulu, semua yang ikut dalam amnesti itu bisa saja. gerakan bersenjata, Gerakan Aceh Merdeka, dibatalkan, amnesti, tidak ada nama,” ujarnya.