Jumat, 20 Desember 2024 – 10:54 WIB
Moskow, VIVA – Sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022, negara tersebut menghadapi gelombang sanksi internasional yang menghambat perekonomian.
Baca juga:
Ratusan tentara Korea Utara di rumah sakit, perawat Rusia: Pergilah ke neraka!
Banyak perusahaan asing, termasuk produsen mobil Barat, berhenti beroperasi di Rusia, sehingga menyebabkan penurunan tajam penjualan mobil baru. Namun, Rusia kini berusaha pulih dengan mengembangkan solusi jangka panjang.
Pemerintah Rusia berencana untuk berinvestasi hingga $900 juta dalam tiga tahun ke depan untuk menciptakan platform kendaraan nasional. Platform ini dirancang agar fleksibel untuk berbagai jenis kendaraan, termasuk kendaraan hibrida dan listrik (EV).
Baca juga:
Tentara Korea Utara dipukuli di garis depan karena kekurangan amunisi
Sebagian besar pendanaan berasal dari Parlemen Rusia, dan proyek ini dipimpin oleh Central Scientific Research Institute of Vehicles and Automotive Engines (NAMI). NAMI sebelumnya dikenal sebagai pemilik Aurus Motors, merek premium yang memproduksi limusin mewah untuk Presiden Putin.
Baca juga:
Pasukan khusus Ukraina membunuh puluhan tentara Korea Utara
Alexei Matushansky, direktur Departemen Pengembangan Strategis dan Kebijakan Perusahaan Kementerian Perindustrian dan Perdagangan, berkomentar:
“Dengan merancang platform modular ini, kami meletakkan dasar bagi produksi kendaraan otonom. Platform ini digunakan untuk merakit mobil berbagai kategori, mulai dari kelas golf (kompak) hingga kelas bisnis. Fokus utamanya adalah produksi massal kendaraan hybrid dan listrik, ujarnya seperti dikutip VIVA Otomotif dari Carscoops, 20 Desember 2024.
Perusahaan tenaga nuklir negara Rosatom memainkan peran penting dalam proyek ini. Rosatom sedang membangun dua pabrik giga untuk produksi sel baterai EV. Perusahaan ini juga mengembangkan sistem tenaga listrik terintegrasi dan menggunakan material komposit untuk mengurangi bobot kendaraan.
Industri otomotif Rusia sangat terpukul oleh invasi tersebut. Produksi dalam negeri turun menjadi hanya 448.246 unit pada tahun 2022 dari 1,34 juta unit pada tahun 2021. Meskipun banyak perusahaan Barat yang keluar, sejumlah merek Tiongkok telah mengisi kekosongan tersebut dengan memproduksi model-model baru di pabrik-pabrik yang ditinggalkan.
Upaya ini menunjukkan keinginan Rusia untuk mandiri dalam industri otomotif dan mengurangi ketergantungan pada merek internasional, sekaligus mendorong pengembangan kendaraan listrik dalam negeri.
Halaman selanjutnya
Perusahaan tenaga nuklir negara Rosatom memainkan peran penting dalam proyek ini. Rosatom sedang membangun dua pabrik raksasa untuk memproduksi sel baterai EV. Perusahaan ini juga mengembangkan sistem tenaga listrik terintegrasi dan menggunakan material komposit untuk mengurangi bobot kendaraan.