Sabtu, 21 Desember 2024 – 22.00 WIB
Jakarta – Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta memaparkan wacana penutupan jalur 1 Busway atau TransJakarta jalur Blok M – Kota. Rute koridor 1 akan disesuaikan untuk mengelola Kewajiban Pelayanan Publik (PSO) atau dana subsidi secara efektif.
Baca juga:
Transjakarta akan menambah jam operasional rute menjadi 4 terminal, ini daftarnya
“Kita tahu Jakarta punya masterplan transportasi Jakarta, jadi di masterplan ini ada yang mengatakan kita harus mengelola dana PSO secara efektif,” kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Syafrin Liputo kepada wartawan di Jakarta. Sabtu, 21 Desember 2024.
Baca juga:
Nama Telkomsel terpampang di halte TransJakarta
Menurut Syafrin, pihaknya sedang mengkaji layanan angkutan umum massal. Alhasil, kata dia, dana subsidi akan berlipat ganda karena terdapat jalur TransJakarta di koridor Blok M-Kota dan jalur MRTJakarta di jalur Lebak Bulus-Kota. Menurut dia, koridor 1 Blok M-Kota itu 100% bertepatan dengan MRT Jakarta rute Lebak Bulus-Kota.
“Kalau kajian layanan angkutan massal paralel 100 persen, otomatis ada dua subsidi, misalnya Blok M-City sekarang dilayani Bus Jalur 1, nanti kalau MRT Fase 2 selesai. Otomatis layanan MRT dengan Kota penuh dari Lebak Bulus-Kota, kata Syafrin dari Bundaran HI.
Baca juga:
Transjakarta Resmi Luncurkan 200 Bus Listrik, Dirut: Penghematan Biaya Operasional 5-10%.
Oleh karena itu, rutenya akan berubah setelah MRT Blok M-Kota Koridor Fase 2A selesai dibangun dan mencapai Kota.
Dengan demikian, akan ada layanan Transjakarta yang 100 persen kompatibel dengan layanan MRT, yakni Blok M-Kota. Oleh karena itu, akan ada rerouting koridor Blok M-Kota, tapi tunggu pembangunan MRT. fase 2 A sudah selesai dan MRT sudah beroperasi penuh, katanya, “pergi ke kota dan berharap Insya Allah bisa beroperasi pada tahun 2029.”
Di sisi lain, Syafrin menjelaskan, jalur TransJakarta Koridor 2, Pulo Gadung – Harmoni, Kampung Rambutan – Blok M, dan Cililitan – Blok M belum 100 persen kompatibel dengan jalur MRT. Oleh karena itu, arah koridor tidak akan diubah.
Jadi koridor yang 100 persen itu dari Blok M ke Kota Koridor 1, tapi misalnya dari Pulo Gadung Koridor 2 ke Harmoni, tidak 100 persen atau misalnya dari Kililitan ke Koridor M ke Blok, Kampung Rambutan – Blok M yang tidak akan dibangun kembali, tetap akan keluar dari Semanggi dan masuk Koridor TransJakarta menuju Blok M atau dari Kampung Rambutan – Kota. dia akan bertugas di sana, karena dia tidak cocok 100 persen,” ujarnya.
Dinas Perhubungan DKI masih mengkaji wacana kenaikan tarif TransJakarta
Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta tengah membahas pembahasan kenaikan tarif TransJakarta. Pemerintah Provinsi Jakarta b
VIVA.co.id
20 Desember 2024