Sabtu, 21 Desember 2024 – 17:55 WIB
Sendirian, LANGSUNG – Pengamat sekaligus Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Indonesia Juara (SIJ) Hendri Satrio menilai Timnas Indonesia harusnya menang besar melawan Filipina di laga terakhir penyisihan grup Piala AFF 2024.
Baca juga:
Shin Tae-yong tersenyum saat Eric Tahir meyakinkan rival Bahrain, SUGBK
Pria yang akrab disapa Hensa itu pun berharap pelatih Shin Tae-yong menerapkan strategi baru pada laga Sabtu malam di Stadion Manahan, Solo.
“Indonesia harus menang besar, kalau mau aman lebih dari 1-0 dan harus cari strategi baru yang tidak hanya mengandalkan permainan (Pratama) Arhan atau Robi Darvis,” kata Hendry. mengutip keterangan tertulis yang diperoleh wartawan.
Baca juga:
Impian terbesar Jay Idze adalah bermain bersama timnas Indonesia…
Menurut Hendry, Filipina bukanlah lawan yang mudah bagi Indonesia. Sebab, Filipina diketahui sudah lama beradaptasi dengan penggunaan pemain naturalisasi.
Baca juga:
Buruk! Skenario ini bisa membuat Indonesia gagal melaju ke semifinal Piala AFF meski berhasil mengalahkan Filipina.
Oleh karena itu, menurut Hensa, timnas juga sebaiknya menggunakan striker murni dengan insting yang lebih tajam dibandingkan pertandingan sebelumnya.
“Ini pekerjaan rumah yang besar bagi para penyerang kami, mereka harus memiliki ‘naluri membunuh’ yang lebih tajam dibandingkan yang mereka miliki selama ini,” kata Hendry.
Dan Filipina bukan lawan yang mudah, mereka sudah dikenal sejak lama beradaptasi dengan pemain alami, sehingga pemain bertahan kami juga harus kuat, lanjutnya.
Ia juga mengingatkan, hingga saat ini Indonesia belum pernah menjuarai Piala AFF maupun Piala ASEAN.
Menurut dia, jika Indonesia gagal mencapai babak semifinal maka itu akan menjadi penampilan terburuk Garuda di Piala ASEAN.
Sebab, kata Hendry, tidak ada alasan Indonesia tidak bisa mencapai setidaknya babak semifinal di turnamen ini.
Jika Indonesia gagal mencapai babak semifinal, maka sangat merugikan Shin Tae Yong dan kredit penuh harus diberikan kepada timnas, kata Hendry.
Masalahnya, meski kita sudah menurunkan pemain-pemain Tier 2, tapi lawan kita, termasuk FIFA, melihatnya sebagai timnas Indonesia. Ya, kalau Tier 2 gagal, maka kegagalannya bukan kegagalan Tier 2, tapi kegagalan Indonesia. – dia menyimpulkan. (semut)
Halaman berikutnya
Dan Filipina bukan lawan yang mudah, mereka sudah dikenal sejak lama beradaptasi dengan pemain alami, sehingga pemain bertahan kami juga harus kuat, lanjutnya.