Kekurangan telur akibat flu burung diperkirakan akan berkurang pada tahun 2025, menurut USDA

Konsumen di Bay Area menghadapi terbatasnya ketersediaan makanan pokok untuk sarapan karena flu burung merusak pasokan telur di seluruh negeri, dan kekurangan tersebut diperkirakan akan berlangsung hingga pertengahan tahun 2025, menurut perkiraan pejabat pertanian AS.

Beberapa supermarket di kawasan ini melaporkan rak-raknya kosong, sementara supermarket lainnya menjatah pembelian untuk memastikan telur tersedia bagi semua pelanggan.

Menurut Departemen Pangan dan Pertanian California, flu burung telah menyebabkan hilangnya lebih dari 6,5 juta ayam petelur di seluruh negeri sejak awal November, termasuk 2,5 juta di California atau menyebabkan kehancuran, yang menyumbang sekitar 40% dari total kerugian di seluruh negeri. .

Awal pekan ini, Gubernur Gavin Newsom mengumumkan keadaan darurat untuk memperkuat respons negara terhadap wabah tersebut.

Meskipun risiko penularan ke manusia masih rendah, virus ini kini umum menyerang burung liar dan dapat menyebar ke spesies hewan lain, termasuk sapi. Saat ini penyakit ini mempengaruhi hampir separuh peternakan sapi perah di California.

Berkurangnya pasokan telur telah mendorong kenaikan harga dan terbatasnya ketersediaan telur.

Food Marketing Institute melaporkan harga telur naik 8,2 persen di bulan November dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Harga telur grosir rata-rata $3,95 pada kuartal keempat, naik dari $3,17 pada kuartal ketiga, menurut Departemen Pertanian Amerika Serikat.

Selain terbatasnya pasokan, kenaikan harga juga disebabkan oleh meningkatnya permintaan selama hari raya.

“Musim permintaan kue eggnog sedang berjalan lancar dan terus mendekati musim Thanksgiving,” kata departemen itu dalam sebuah pernyataan.

Sumber