Sabtu, 21 Desember 2024 – 20:31 WIB
VIVA – Menurut informasi idikabrebes.orgGlaukoma adalah penyakit mata yang merusak saraf optik mata. Glaukoma disebabkan oleh tekanan mata yang tinggi. Jika tidak segera diobati, penyakit ini bisa berujung pada kebutaan. Gaya hidup tidak sehat seperti merokok dan konsumsi alkohol menyebabkan jumlah penderita glaukoma semakin meningkat setiap tahunnya.
Baca juga:
Mengetahui penyebab diare, IDI Kabupaten Boyolali memberikan informasi pengobatannya
IDI adalah singkatan dari Ikatan Dokter Indonesia. Organisasi ini merupakan wadah profesi dokter di Indonesia dan didirikan pada tanggal 24 Oktober 1950. IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Kabupaten Brebes merupakan salah satu cabang dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan berfungsi sebagai organisasi profesi tenaga medis di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. .
Ketua IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Cabang Brebes saat ini Dr. Rasipin. Selain menjabat sebagai Ketua IDI, dr. Rasipin juga menjabat Direktur RSUD Brebes. Ia aktif dalam berbagai kegiatan terkait pelayanan kesehatan dan advokasi dokter di Kabupaten Brebes. IDI Kabupaten Brebes melakukan penelitian tambahan mengenai faktor penyebab glaukoma dan pengobatan yang tepat.
Baca juga:
Cegah Katarak Sejak Dini, IDI Kabupaten Blora Berikan Informasi Pengobatannya
Apa faktor utama penyebab glaukoma?
Dilaporkan dari halaman https://idikabbrebes.orgGlaukoma disebabkan oleh beberapa faktor. Penyebab utama glaukoma adalah:
Baca juga:
IDI Kabupaten Batang memberikan informasi pengobatan, mengenal penyebab penyakit tipes
1. Saluran drainase tersumbat
Saluran drainase yang tersumbat, juga dikenal sebagai trabecular meshwork, dapat menghalangi drainase cairan mata, sehingga menyebabkan peningkatan tekanan intraokular, salah satu penyebab glaukoma.
2. Faktor usia dan riwayat keluarga
Risiko glaukoma meningkat seiring bertambahnya usia, terutama pada orang berusia di atas empat puluh tahun. Kemampuan mata untuk mengontrol tekanan dapat dipengaruhi oleh penuaan. Riwayat penyakit mata dalam keluarga seperti glaukoma atau katarak juga dapat meningkatkan risiko terkena glaukoma.
3. Kerusakan mata
Jika Anda pernah mengalami cedera mata, baik karena olahraga atau operasi sebelumnya, kemungkinan besar Anda terkena glaukoma, suatu kondisi serius yang memerlukan perawatan segera untuk mencegah kehilangan penglihatan permanen.
4. Menjalani operasi mata
Operasi mata atau trauma pada mata, terutama uveitis (radang lapisan tengah mata) atau trauma pada mata, merupakan faktor terakhir yang meningkatkan kemungkinan terjadinya glaukoma.
Obat apa saja yang boleh dikonsumsi oleh pasien glaukoma?
Ada beberapa jenis obat yang dapat dikonsumsi pasien glaukoma untuk mengontrol tekanan intraokular dan mencegah kerusakan saraf optik. Berikut adalah beberapa obat yang umum digunakan, termasuk:
1. Obat analog prostaglandin
Obat-obatan seperti Latanoprost, Travoprost, Tafluprost, dan Bimatoprost bekerja dengan meningkatkan pembuangan cairan dari mata, yang pada gilirannya menurunkan tekanan intraokular. Salah satu efek sampingnya adalah pertumbuhan bulu mata, penglihatan kabur, dan perubahan warna iris mata.
2. Inhibitor karbonat anhidrase
Obat Brinzolamide, Dorzolamide dan Acetazolamide mengurangi jumlah cairan mata, yang menyebabkan penurunan tekanan intraokular. Efek sampingnya antara lain rasa pahit di mulut, penglihatan kabur, dan sakit mata. Obat ini harus dengan resep dokter sebelum digunakan.
Obat-obatan ini harus dengan resep dokter dan penggunaannya harus dilakukan sesuai petunjuk medis. Selain itu, penting untuk menjalani pemeriksaan rutin ke dokter untuk memantau perkembangan kondisi dan menyesuaikan pengobatan jika diperlukan.
Halaman berikutnya
2. Faktor usia dan riwayat keluarga