Minggu, 22 Desember 2024 – 00:38 WIB
VIVA – Timnas Indonesia yang wajib menang mengalahkan Filipina 0-1 di Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah pada laga terakhir Grup B Piala AFF 2024 pada Sabtu, 21 Desember. tahun 2024.
Baca juga:
Eric Tahir Shin Tae Yong usai kegagalan Indonesia melaju ke semifinal Piala AFF 2024…
Satu-satunya gol di laga penentuan dicetak oleh pemain Filipina pada menit ke-64 melalui penalti Björn Martin Christensen. Dony Tri Pamungkas usai melakukan handball di kotak penalti.
Meski sempat mengecek VAR, wasit asal Jepang memutuskan memberikan hadiah penalti kepada Filipina. Christensen pun menyelesaikannya dengan baik.
Baca juga:
Sayangnya, nasib timnas Indonesia di Piala AFF-2024 malah lebih buruk dibandingkan Malaysia.
Pada laga tersebut, Indonesia bermain sangat baik, sayang pada menit ke-42 Garuda terpaksa bermain dengan 10 orang karena kapten Mohamed Ferrari menyikut kapten Filipina Amani Aguinaldo hingga mendapat kartu merah
Dengan hasil tersebut, Indonesia gagal lolos ke babak semifinal Piala AFF 2024 karena hanya menempati posisi ketiga. Filipinalah yang lolos bersama juara Grup V Vietnam dengan kemenangan 5-0 atas Myanmar.
Baca juga:
Paling Terkenal: Timnas Malaysia Hancur di Piala AFF, Pelatih Borneo FC Bertahan
Pengamat sepak bola Indonesia Akmal Markhali menilai Filipina sebenarnya tidak terlalu bagus. Tapi mereka punya pengalaman tinggi.
“Filipina kurang bagus, pemain kita secara teknis tidak minder, tapi pemain Filipina lebih berpengalaman, lebih dewasa, tahu cara menang. Ini yang belum kita punya di timnas,” ucapnya. Akmal.
Selain itu, Akmal, pendiri Save Our Soccer (SOS), berharap suporter timnas Indonesia tidak melakukan pelecehan terhadap pemainnya. Menurutnya, yang harus bertanggung jawab adalah pelatih Shin Tae Yong.
“Para pemain tidak boleh terhina, mereka sudah menunjukkan perjuangan yang luar biasa. Seharusnya pelatih bertanggung jawab. Itu adalah kegagalan keputusan yang diambil pelatih, termasuk kegagalan strategi, sehingga beban pergantian ada pada pemain muda kita. Senior mereka tidak akan pernah kita menangkan di non-event,” ujarnya.
Akmal menambahkan, ada hikmah dan hikmah yang bisa dipetik dari kegagalan tersebut. “Thailand belajar regenerasi dengan kombinasi junior dan senior, berbeda dengan kita, hampir semuanya junior. Mereka juga belajar dari Filipina tentang pemanggilan pemainnya ke luar negeri. Sekali lagi, pemain kita tetap semangat,” – tutupnya.
Halaman berikutnya
Selain itu, Akmal, pendiri Save Our Soccer (SOS), berharap suporter timnas Indonesia tidak melakukan pelecehan terhadap pemainnya. Menurutnya, yang harus bertanggung jawab adalah pelatih Shin Tae Yong.