Bagaimana mengatasi tantangan imunisasi di daerah yang kurang terlayani

Senin, 23 Desember 2024 – 02:12 WIB

Jakarta -Imunisasi adalah salah satu upaya kesehatan masyarakat yang paling efektif untuk mencegah penyakit menular. Proses ini melibatkan pemberian vaksin kepada masyarakat agar tubuh mengembangkan kekebalan terhadap penyakit tertentu.

Baca juga:

Mampu mengobati berbagai penyakit, terapi sel induk diyakini menjadi masa depan pelayanan kesehatan Indonesia.

Namun, meskipun manfaat vaksinasi telah terbukti, tantangan akses dan penyerapan masih menjadi perhatian, terutama di wilayah dengan masyarakat berpendapatan rendah. Gulung lagi, oke?

Salah satu inisiatif yang berhasil meningkatkan cakupan imunisasi adalah Program Imunisasi Inklusif Berbasis Sekolah yang diluncurkan oleh Jalin Foundation dengan dukungan dari Merck Foundation dan MSD Indonesia. Program ini ditujukan kepada anak-anak usia sekolah dasar di Kabupaten Bogor, termasuk mereka yang putus sekolah atau sedang menempuh pendidikan nonformal. Hasil dari upaya ini adalah 192.237 anak berhasil mendapatkan vaksinasi dan 16.928 orang tua mendapat edukasi tentang manfaat vaksinasi.

Baca juga:

Bisakah terapi sel induk mengatasi pengapuran tulang?

Vaksinasi tidak hanya melindungi orang yang divaksin, tetapi juga menciptakan kekebalan kelompok (herd immunity). Dengan mencegah penyebaran penyakit, vaksinasi membantu mengurangi kesakitan, kematian, dan beban ekonomi akibat penyakit menular.

Baca juga:

10 manfaat kurma yang patut Anda ketahui

George Stylianou, Managing Director MSD Indonesia, menekankan pentingnya kerja sama dalam memperkuat sistem kesehatan.

“Memperkuat sistem kesehatan melalui kemitraan adalah inti dari upaya kami untuk memberikan layanan kesehatan yang terjangkau, efektif, adil dan berkelanjutan secara lokal dan global. “SHC merupakan bagian dari komitmen investasi sosial global MSD untuk mendukung kesetaraan kesehatan melalui filantropi, kemitraan strategis, dan investasi berdampak,” ujarnya.

Namun, meskipun vaksinasi terbukti bermanfaat, permasalahan seperti keraguan terhadap vaksin, kurangnya akses terhadap layanan kesehatan, dan misinformasi (misinformasi) masih menjadi hambatan di berbagai komunitas. Oleh karena itu, pendekatan komprehensif seperti yang diterapkan dalam program ini sangatlah penting.

“Kampanye media sosial dan kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh agen perubahan meningkatkan kesadaran tentang vaksin dan memerangi kebohongan dan skeptisisme,” kata Dian Rosdiana, direktur eksekutif Jalin Foundation.

Penghargaan Inisiatif Keberlanjutan Perusahaan Indonesia 2024

Kabupaten Bogor merupakan daerah yang menunjukkan perlunya pendekatan inovatif dalam imunisasi. Di wilayah yang memiliki jumlah siswa SD terbanyak di Jawa Barat ini, anak-anak putus sekolah dan kesadaran akan pentingnya vaksinasi di komunitas belajar informal seperti pesantren dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat terdapat permasalahan khusus seperti kurangnya dari PKBM).

Melalui program ini, cakupan imunisasi BIAS meningkat sebesar 8,98% di 10 Puskesmas setempat dan menjangkau 3,5 juta pengguna media sosial.
“Koordinasi lintas sektor, pelatihan tenaga kesehatan, dan dukungan pendanaan yang diberikan MSD menjadi kunci keberhasilan percepatan imunisasi bagi masyarakat kurang terlayani,” kata Dian.

Keberhasilan program ini mencerminkan pentingnya dukungan multipihak untuk menjamin hak dasar setiap anak atas kesehatan. “Melalui inisiatif ini, MSD memperkuat komitmennya untuk menyediakan solusi layanan kesehatan yang inklusif dan memberikan dampak positif bagi komunitas global, termasuk Indonesia,” tambah George Stylianou.

Halaman selanjutnya

Namun, meskipun vaksinasi terbukti bermanfaat, permasalahan seperti keraguan terhadap vaksin, kurangnya akses terhadap layanan kesehatan, dan misinformasi (misinformasi) masih menjadi hambatan di berbagai komunitas. Oleh karena itu, pendekatan komprehensif seperti yang diterapkan dalam program ini sangatlah penting.

Halaman selanjutnya



Sumber