Daftar Produk yang Diboikot di Media Sosial Belum Tentu Benar! Pakar: Jangan biarkan PHK mengganggu Anda

Jakarta – Agresi Israel terhadap tanah Palestina membuat marah seluruh dunia, termasuk Indonesia. Genosida yang dilakukan negara Zionis kemudian memicu protes dunia, salah satunya gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS).

Baca juga:

Pentingnya akses informasi mengenai inovasi produk bebas asap rokok bagi perokok dewasa

Langkah tersebut sengaja diviralkan untuk memberikan tekanan pada perekonomian Israel agar berhenti menjajah tanah Palestina. Masyarakat dunia dari berbagai kalangan ikut larut dalam euforia BDS yang mengatasnamakan kemanusiaan, termasuk di Indonesia. Gulir untuk detail selengkapnya!

Namun, tindakan positif ini harus dilakukan dengan hati-hati. Alih-alih menghentikan serangan Israel, BDS justru dapat merugikan perekonomian negara itu sendiri. Hal ini tak lepas dari minimnya keakuratan informasi mengenai perusahaan yang diduga memiliki hubungan dengan Israel.

Baca juga:

Israel Bingung Melawan Houthi, AS Marah Membantu Menyerang Ibu Kota Yaman

“Memang ini menjadi masalah, kami ingin melakukan boikot karena kejahatan terhadap kemanusiaan dilakukan oleh Israel. Oleh karena itu, kami pada prinsipnya setuju dengan boikot tersebut, namun kami tidak akan salah sasaran,” kata Profesor Nadirsyah Hossein dalam pernyataannya. Minggu, 22 Desember 2024.

Gambar tentang boikot produk Israel. Sumber: Flickr.com

Baca juga:

Israel memberlakukan jam malam dan menutup toko-toko di kota Deir Istiya, Tepi Barat

Hal tersebut selalu disampaikan Gus Nadir alias Nadirsyah, bahkan pada seminar internasional di Bandung dan Cirebon tentang tantangan dan peluang AI, media sosial, dan Islam. Hal ini tidak lepas dari maraknya informasi ilegal yang beredar di platform tersebut.

Ia menyebutkan banyaknya daftar produk yang beredar di masyarakat yang diterbitkan oleh berbagai sumber non-pemerintah. Gus Nadir menilai, sumber-sumber tersebut tidak mengungkap secara rinci alasan boikot produk yang ada sehingga keakuratan informasinya dipertanyakan.

Listingan produk dari berbagai sumber di media sosial dapat diedit oleh pemegang akun sebelum dipublikasikan. Pembuat daftar dapat menambah atau menghapus produk apa pun sesuai keinginan sebelum membagikannya secara online.

Nanti kalau dibagikan ke media sosial, daftarnya bisa bertambah atau berkurang, setelah dikirim bisa diubah dulu, baru bisa dialihkan lagi. Jadi jadi bola liar, ujarnya.

Menurut dia, mungkin ada beberapa pihak, tapi masyarakat akan berkampanye dulu sebelum mengusutnya. Akibatnya masyarakat terpaksa menerima apa yang bisa diterima melalui smartphone yang dimilikinya, apalagi bagi masyarakat yang belum paham cara menggunakan algoritma dan sejenisnya.

Guru besar sekaligus dosen hukum Universitas Melbourne Australia ini menekankan pentingnya informasi dan fakta yang akurat agar boikot tepat sasaran dan tidak salah sasaran. Masyarakat juga diminta lebih skeptis, kritis, dan bijak saat menerima listing produk milik Israel.

Gus Nadir meminta perasaan sejenak bahwa boikot tersebut tidak akan merugikan negaranya. Tanpa memverifikasi keabsahan serikat pekerja yang bersangkutan, tindakan boikot yang dilakukan sesekali akan merugikan orang-orang yang menjadi korban atau diberhentikan karena gangguan operasional di perusahaan tempat mereka bekerja.

“Dampak dari PHK ini luar biasa. Banyak gerai yang tutup karena produk-produk yang diboikot, lalu ada dampak sosial dari PHK ini. kejahatan terhadap kemanusiaan, tapi ini berdampak pada saudara perempuan kita sendiri,” katanya.

Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani meminta masyarakat mencermati segala informasi terkait isu boikot yang dimuat di media dan media sosial. Hal ini dilakukan agar tidak tertipu dengan kampanye negatif sejumlah pihak yang sengaja memanfaatkan konflik Israel-Palestina untuk kepentingan bisnisnya.

“Di Indonesia, sentimen masyarakat terhadap pihak terkait Israel memang tinggi. Namun, ada pihak yang memanfaatkan situasi ini untuk melakukan kampanye negatif dengan suara-suara yang berpura-pura mendukung boikot namun memiliki tujuan lain untuk menjatuhkan perusahaan pesaing,” katanya.

Mantan Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) ini mengatakan, situasi tersebut justru membuat situasi semakin memanas. Ia melihat ada yang janggal dalam daftar produk yang beredar di media sosial, mereka sengaja mencantumkan nama MUI, seolah merekomendasikan sederet nama produk yang patut diboikot.

Dia mengatakan masyarakat harus lebih fokus untuk memboikot produk-produk yang jelas-jelas berhubungan dengan Israel. Pasalnya, perusahaan yang diboikot sebenarnya adalah perusahaan ritel waralaba.

“Sebenarnya banyak juga orang Indonesia di sana. “Mereka juga memberikan bantuan kepada masyarakat Palestina di Gaza,” ujarnya.

Cirebon Faqihudin, Ketua UIN Cyber ​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​ ​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​ ​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​ ​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​ ​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​ Ia meminta masyarakat melakukan penelusuran secara sistematis untuk memastikan kebenaran informasi mengenai produk yang bersangkutan.

“Siapa pun dapat menawarkan daftar produk terkait Israel di platform digital mereka. Namun, tanpa dasar metodologi yang jelas, daftar tersebut dapat menyesatkan atau membingungkan masyarakat,” ujarnya.

Dosen Senior sekaligus Direktur International Office (IOP) UIN Syekh Nurjati Cirebon Lala Bumela Sudimantara menekankan pentingnya sikap kritis dalam menyaring informasi. Ia mengatakan penting untuk bersikap kritis agar masyarakat tidak hanya menerima informasi begitu saja.

“Perlu ada proses verifikasi dan validasi untuk memastikan informasi yang dipilih paling akurat,” ujarnya.

Halaman selanjutnya

Menurut dia, mungkin ada beberapa pihak, tapi masyarakat akan berkampanye dulu sebelum mengusutnya. Akibatnya masyarakat terpaksa menerima apa yang bisa diterima melalui smartphone yang dimilikinya, apalagi bagi masyarakat yang belum paham cara menggunakan algoritma dan sejenisnya.

Halaman selanjutnya



Sumber