Minggu, 22 Desember 2024 – 23.00 WIB
Jakarta – Rencana induk nasional energi listrik (RUKN) tahun 2024-2060 disahkan guna mendukung pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen. Pada tahun 2060, sektor industri diproyeksikan membutuhkan listrik sebesar 774 TWh atau 43% dari total kebutuhan nasional sebesar 1.813 TWh.
Baca juga:
Kadin dan Kementerian Ketenagakerjaan akan membentuk kelompok kerja untuk membahas undang-undang ketenagakerjaan baru
Aryo Djojohadikusumo, Wakil Ketua Departemen ESDM Kadin Indonesia, menekankan pentingnya langkah strategis untuk menjamin ketersediaan listrik yang cukup, andal, dan berkelanjutan.
“Infrastruktur ketenagalistrikan menjadi kunci untuk mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi tersebut,” kata Aryo dalam keterangan resmi. VIVA Minggu, 22 Desember 2024 di Jakarta.
Baca juga:
Kadin India-Indonesia Ditunjuk Ketua Anindya Bakrie: Baik untuk Indonesia!
Dokumen RUKN 2024-2060 yang menggantikan versi sebelumnya (2019-2038) disusun untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan listrik. Konsumsi listrik diperkirakan akan tumbuh rata-rata 3,8% per tahun, dengan konsumsi per kapita melebihi 5.000 kWh pada tahun 2060.
Baca juga:
Dengan tujuan swasembada pangan, Kadin mempertemukan pemangku kepentingan kelautan dan perikanan
Aryo mengatakan, kerja sama antara pemerintah dan swasta sangat penting untuk mendukung besarnya investasi di sektor ketenagalistrikan yang membutuhkan dana sebesar 30 miliar dolar AS per tahun. “Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. “Kerja sama dengan pihak swasta sangat diperlukan.
Dalam kemitraan ini, pemerintah dapat memberikan jaminan proyek dan insentif fiskal, sementara sektor swasta memberikan kontribusi pendanaan dan keahlian teknis. Langkah ini membuka peluang pengembangan proyek seperti pembangkit dan jaringan listrik berbasis energi terbarukan jaringan super infrastruktur kelistrikan antar pulau dan di daerah terpencil.
Energi baru terbarukan adalah prioritas
Ketua Komite Tetap ESDM Bidang Rencana Strategis dan Kelembagaan Kadin Indonesia M. Maulana mengatakan transisi menuju energi bersih merupakan salah satu arah utama RUKN. Pada tahun 2060, energi baru terbarukan (EBT) diperkirakan akan mencapai 73,6% dari total bauran energi nasional.
seperti perkembangan teknologi Penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS) dan pembangkit listrik yang fleksibel merupakan solusi penting untuk mendukung transisi energi. Juga proyek jaringan super, termasuk interkoneksi Sumatera-Jawa, Jawa-Bali dan Bali-Nusa Tenggara, peningkatan distribusi listrik dan pemerataan wilayah terpencil direncanakan.
Berbagai keuntungan sambungan listrik
Maulana menjelaskan, sambungan listrik yang baik tidak hanya menjamin kebutuhan dalam negeri, tetapi juga mendukung daya saing kawasan industri dan pariwisata, khususnya Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku Utara. Infrastruktur yang andal ini diharapkan dapat memberikan manfaat besar bagi perkembangan perekonomian daerah.
Namun pelaksanaan RUKN menghadapi berbagai tantangan, antara lain regulasi yang mendukung partisipasi swasta dan pembiayaan proyek-proyek besar agar tidak membebani anggaran publik. Pemerintah diharapkan dapat mengembangkan kebijakan yang memudahkan penanaman modal, seperti penyederhanaan perizinan dan kepastian hukum.
Halaman berikutnya
Energi baru terbarukan adalah prioritas