Minggu, 22 Desember 2024 – 23:59 WIB
Bali, PANJANG HIDUP – RS Atma Jaya yang berada di bawah naungan Atma Jaya Health Group mengembangkan kerja sama dan kolaborasi dengan Dewan Obat Herbal Indonesia untuk mendorong pengembangan dan penelitian penggunaan obat herbal dalam perawatan rumah sakit.
Baca juga:
Meningkatkan inovasi bisnis, Rumah Sakit Siloam menerima sejumlah penghargaan
Secara resmi, kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman Antara Atma Jaya Healthcare Group dan Dewan Pengobatan Herbal Indonesia. Pada kesempatan yang sama juga dijalin kerjasama penelitian dan magang mahasiswa antara RS Atma Jaya dan Universitas Mulawarman.
Penandatanganan nota kesepahaman tersebut dilakukan bersamaan dengan Jamu Konvensi dan Pameran Internasional (JICE) Dilaksanakan di Bali pada 16-18 Desember 2024. Ajang internasional ini juga mempertemukan berbagai elemen seperti lembaga pemerintah, pengusaha, profesional kesehatan, dan peneliti untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang pertemuan antara tradisi medis dan dunia saat ini.
Baca juga:
Video Viral Polisi Wanita Menyamar Jadi Penjual Jamu Saat Aksi, Netizen: Cerah sekali
CEO Atma Jaya Healthcare Group Edward mengatakan kemitraan ini sejalan dengan visi Atma Jaya untuk menghasilkan inovasi berbasis penelitian dan tentunya melestarikan budaya Indonesia.
“Jamu berperan penting dalam menerapkan pendekatan penyembuhan holistik dan menggalakkan penggunaan jamu di rumah sakit. Pasien dalam proses penyembuhannya harus diberdayakan untuk memilih metode pengobatan tradisional, termasuk jamu. negara lain,” kata Edward.
Baca juga:
Tigris Valeri menawarkan kekayaan cita rasa nusantara di Pluit
Selain itu, Edward mengatakan, ke depan masyarakat harus mendapat informasi yang optimal mengenai penggunaan jamu sebagai metode pengobatan, sekaligus didukung oleh pemerintah dengan standarisasi, keamanan, dan kebijakan yang tepat diperlukan.
Ketua Dewan Jamu Indonesia Mayjen (Purn) Prof. Dr. Dr. Daniel Tjen, Sp.N., “Menggabungkan tradisi penyembuhan tanah air dengan filosofi. Oesodo yang gelisah dan akan semakin memperkuat kehadiran obat herbal di dunia perawatan kesehatan modern, seiring dengan validasi yang ditargetkan melalui penelitian.”
Daniel menambahkan, saat ini bahan baku herbal paling berpeluang untuk swasembada, karena bahan alami obat herbal banyak tumbuh melimpah di Indonesia. Daniel juga menjelaskan, untuk mendorong inovasi, pihaknya akan berkolaborasi dengan universitas dalam dan luar negeri, termasuk Osaka University Jepang, untuk meningkatkan keamanan obat herbal.
Pada kesempatan yang sama juga dilakukan pemilihan duta jamu, dimana Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya, unit kerja Yayasan Atma Jaya, juga mengirimkan dua delegasi. Dari dua delegasi yang hadir, Ni Nyoman Ayu Respani mahasiswa Psikologi berhasil terpilih menjadi duta jamu sektor pariwisata Unika Atma Jaya.
Jamu juga resmi diakui sebagai warisan budaya oleh UNESCO dan terkenal serta populer sebagai obat atau produk sampingan di kalangan masyarakat Indonesia. Melalui kerjasama ini diharapkan RS Atma Jaya dapat mempelopori munculnya penelitian terkait jamu dan memperkuat peran jamu dalam menunjang kesehatan masyarakat dengan memperkenalkan potensi jamu secara internasional.
Halaman selanjutnya
Mayjen (Purn) Prof. Ketua Dewan Jamu Indonesia. Dr. Dr. Daniel Tjen, Sp.N., mengatakan, “Memahami tradisi penyembuhan negara yang dipadukan dengan filosofi Djampi Oesodo dan validasi obyektif melalui penelitian semakin meningkatkan kehadiran obat herbal di dunia perawatan kesehatan modern.”