Keputusan tersebut juga membuat klub tersebut diskors dari dua turnamen berikutnya.
22 Desember
tahun 2024
– 14:24
(diperbarui pada 14:24)
Piala Wanita Brasil mengumumkan penangguhan River Plate setelah insiden pelecehan ras serius yang melibatkan tim nasional wanita Argentina. Keputusan tersebut juga akan membuat klub tersebut diskors untuk dua turnamen berikutnya, sehingga tidak memberikan toleransi terhadap segala bentuk diskriminasi dalam olahraga tersebut.
Episode tersebut terjadi pada pertandingan antara Gremio dan River Plate yang berlaku untuk babak kualifikasi turnamen. Gol penyeimbang Gremio pada menit ke-34 babak pertama yang dicetak Maria membuat banyak orang kebingungan. Yang menjadi pusat kontroversi adalah pesepakbola Candela Diaz, yang kedapatan menyamar sebagai monyet dan melakukan tindakan rasis terhadap salah satu pesepakbola.
Situasi semakin memanas ketika pemain River Plate lainnya berusaha menyerang ball boy secara fisik, sehingga wasit turun tangan. Ujung-ujungnya, enam atlet terdepak dari timnas Argentina: Candela Diaz, Kangaro, Milagros Diaz, Julieta Romero, Camila Duarte, dan kiper Esponda. Karena tim dikurangi menjadi kurang dari tujuh pemain, pertandingan berakhir sesuai aturan sepak bola.
Penghapusan segera dan tanggapan resmi
Brasil Ladies Cup dengan cepat merespons kasus ini dan menjatuhkan sanksi berat kepada River Plate. Selain dilarang tampil di edisi saat ini, klub tersebut juga dilarang tampil di dua putaran berikutnya. Keputusan ini disambut baik oleh para penggemar dan pakar, yang menganggapnya sebagai peristiwa penting dalam memerangi rasisme dalam olahraga.
Sementara itu, River Plate telah mengeluarkan catatan resmi yang menolak tindakan atletnya, menjamin bahwa tindakan internal akan diambil untuk menghukum mereka yang terlibat.
Gremio di final
Pencapaian lebih awal memastikan tempat Gremio di final Piala Wanita Brasil, di mana mereka akan menghadapi Bahia Minggu depan (22).
Memerangi rasisme dalam olahraga
Skorsing River Plate memperkuat pentingnya mengatasi rasisme di dalam dan di luar lapangan. Langkah ini memberikan pesan yang jelas bahwa perilaku diskriminatif tidak akan ditoleransi, apa pun konteksnya.