Selasa, 24 Desember 2024 – 11:47 WIB
Jakarta – Nama Talitha Curtis kembali menjadi sorotan publik setelah kisah hidupnya yang penuh liku-liku menjadi viral. Dulunya dikenal sebagai artis FTV sukses dan belakangan beralih karier berjualan risol dan rice bowl, Talita kembali mencuri perhatian saat mengaku sedang berjuang melawan depresi.
Baca juga:
Ternyata ulah ayah Talitha Curtis yang meminta maaf dan memberikan modal usaha.
Berbicara dengan Feni Rose di podcast, Talitha Curtis bercerita tentang masa-masa tergelap dalam hidupnya, dimana ia merasa hancur total oleh berbagai tekanan dalam hidup. Salah satu momen paling menyakitkan baginya adalah ketika ibunya kabur dari rumah tanpa informasi apapun. Gulir ke bawah untuk melihat artikel selengkapnya.
Baca juga:
Talitha Curtis memulai bisnis dengan modal dari ayahnya yang telah hilang selama bertahun-tahun
Situasi ini memaksanya untuk memikul tanggung jawab sebagai pencari nafkah keluarga sejak kecil. Di bawah tekanan yang begitu besar, Talitha mengaku membuat rasa sakitnya merugikan diri sendiri.
Ia terjerumus ke dalam dunia prostitusi, kehidupan malam, dan akhirnya memilih untuk ditato sebagai bentuk pelarian dari rasa sakit emosional yang ia rasakan.
Baca juga:
Yang paling populer: Ayah Talitha Curtis tiba-tiba datang dan Kimberly Ryder Edward Akbar tidak memahami NPD.
“Sekarang dia (ibunya) tidak ada, saya hanya menghancurkan diri saya sendiri dengan kehidupan malam. Nongkrong bareng teman, nggak pernah mudik, macam-macam, nato (tato), kata Talitha Curtis, Selasa, 24 Desember 2024.
Selain itu, Talitha menyatakan keinginannya untuk berhenti melukai diri sendiri juga menjadi motivasi keputusannya untuk membuat tato. Dia mengatakan bahwa setiap kali dia merasakan sakit emosional yang mendalam, dia memilih untuk membuat tato baru di tubuhnya.
“Alasan saya membuat tato itu karena saya ingin berhenti melukai diri sendiri saat itu, karena ketika saya melakukannya, saya menghindari pertanyaan orang (melihat bekas luka di lengan saya). untuk diperhatikan,” jelasnya.
“Setiap kali saya kesakitan, saya langsung membuat tato, saya bisa membuat empat atau lima tato sehari,” ujarnya.
Bagi Talita, tato bukan sekadar gambaran permanen di tubuh, tapi juga simbol perjuangannya melawan masa lalu kelam. Meski masa lalunya penuh luka, Talitha kini berusaha menjalani kehidupan yang lebih positif dengan fokus pada bisnis kecil-kecilannya dan meningkatkan hubungannya dengan keluarga.
Halaman selanjutnya
Selain itu, Talitha menyatakan keinginannya untuk berhenti melukai diri sendiri juga menjadi motivasi keputusannya untuk membuat tato. Dia mengatakan bahwa setiap kali dia merasakan sakit emosional yang mendalam, dia memilih untuk membuat tato baru di tubuhnya.