Kamis, 26 Desember 2024 – 17:04 WIB
Jakarta – Dugaan ancaman pemecatan terhadap pengurus struktural Nahdlatul Ulama (NU) yang terlibat gerakan Kongres Darurat (MLB) mulai bermunculan. Ancaman pemecatan diungkapkan Sekretaris PCNU Bangkalan KH Dimyat Muhammad.
Baca juga:
Daftar usulan calon Ketua PBNU Pra MLB, nama Gus Yahya tidak tercantum
Menurut Kiai Dimyati, Nahdlatul Ulama (PBNU) mengeluarkan surat permintaan penjelasan atau tabayun yang ditandatangani Wakil Ketua Dewan Pengurus H Amin Saeed Husni.
Ternyata benar, beberapa orang di lingkungan NU yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan Pra-MLB NU dan konsolidasi gerakan, tertangkap kamera saat menjadi sorotan PBNU, di lokasi kegiatan, dan diancam. dengan pengadilan,” kata Dimyat, Kamis, 26 Desember 2024.
Baca juga:
3 Teroris MIT ditangkap Densus 88, terungkap peran dan misinya
Menurut dia, Presidium Penyelamatan dan Darurat Organisasi NU (PO&MLB) Presidium NU telah meminta pengurus NU di PWNU dan PCNU se-Indonesia untuk tidak terlibat langsung dalam gerakan MLB NU.
Menurutnya, hal tersebut disebabkan karena karakter pimpinan puncak PBNU saat ini yang arogan dan jauh dari semangat kepemimpinan ulama. Dia mengatakan, situasi tersebut akan menimbulkan tekanan dan ancaman pemecatan bagi siapa pun di lingkungan NU yang bersimpati pada gerakan MLB NU, apalagi ikut serta di dalamnya.
Baca juga:
Talitha Curtis dengan santainya menanggapi ancaman dari sosok ibu yang pernah ia dukung untuk mengungkap rasa malunya
Kiai Dimyati menjelaskan, dalam beberapa hari terakhir, PWNU dan PCNU telah menerima surat dan/atau perintah lisan dari PBNU. Surat PBNU meminta pertanggungjawaban atas keterlibatan pengurus dalam aksi MLB NU.
“Sebelumnya ada surat pemberhentian jabatan struktural NU kepada pengurus yang terlibat dalam kegiatan Presidium PO & MLB NU. Tekanan dan ancaman menjadi pola dan gaya kepemimpinan pimpinan senior PBNU,” jelasnya.
Ia pun mengaku sudah menerima permintaan klarifikasi dari PBNU. Baginya, gerakan PO & MLB merupakan gerakan menuju implementasi konstitusi NU yang konsisten.
Ditegaskannya, penyelenggaraan Perhimpunan harus berpedoman pada parameter dan berlandaskan konstitusi dan kebijakan NU, yaitu UUD, Anggaran Rumah Tangga/Anggaran Dasar (AD/ART), Hittah NU. Selain itu juga harus menguraikan visi dan misi program, arah kebijakan 100 tahun kedua NU, dan arah program tahun 2022-2027.
“Semua parameter dan pedoman tersebut diputuskan pada Muktamar NU ke-34 di Lampung tahun 2021 dan amanah muktamar, Raim Aam dan Ketua Umum PBNU wajib melaksanakannya,” jelas Kiai Dimyat.
Lebih lanjut, Dimyati mengingatkan, perangkat MLB NU disajikan dan ditata dalam AD-ART NU. Merupakan mekanisme pengendalian dan pengendalian masyarakat yang tidak kehilangan kendali dan kendali.
Mekanisme ini dapat digunakan untuk melindungi pemimpin yang melakukan pencemaran nama baik dan berpotensi merendahkan dan melemahkan jati diri organisasi, ujarnya.
Kemudian, menurutnya, kepemimpinan juga dapat menjadi kunci kelancaran dan keberhasilan tujuan organisasi. Selama tiga tahun masa jabatan PBNU, PO NU dan Presidium MLB serta mantan peserta MLB menilai organisasi telah berubah haluan, namun ternyata terjadi. Ia menyebutkan hal-hal seperti menjadi organisasi baru dengan nama lama.
“Ini pesan penting yang dikirimkan Masyaikh/Sesepuh untuk membawa NU kembali ke masyarakat NU, lahir dan batin,” kata Kiai Dimyati.
Menurut Dimyati, PO NU dan Presidium MLB telah menyebutkan dan menegaskan dengan melakukan tindakan berikut atas saran dari Sesepuh Masyaikh yang menyetujui tindakan MLB NU:
A. Niat ikhlas untuk menjaga persatuan, kerukunan, khuvvah nahdli dan memperbaiki organisasi (pemulihan masyarakat Nahdlatul Ulama);
B. Konstitusional (berdasarkan Undang-undang, AD ART NU dan Hittah NU) Ahlaqul Karimah dan dilaksanakan dengan saling menghormati dan bermartabat;
C. Selalu berkonsultasi dan meminta nasehat kepada sesepuh NU.
Ia kembali menegaskan pesan PO NU dan Presidium MLB yang meminta agar struktur PWNU-PCNU se-Indonesia tidak ikut serta langsung dalam gerakan NU MLB.
“Karena pemecatan/penghematan, skorsing, kekosongan struktural, mutasi dan ketakutan akan tekanan dan ancaman tidak bekerja,” jelasnya.
Halaman berikutnya
“Sebelumnya ada surat pemberhentian jabatan struktural NU kepada pengurus yang terlibat dalam kegiatan Presidium PO & MLB NU. Tekanan dan ancaman menjadi pola dan gaya kepemimpinan pimpinan senior PBNU,” jelasnya.