Mengendalikan inflasi pada Natal dan Tahun Baru

Kamis, 26 Desember 2024 – 11:11 WIB

VIVA – Fenomena inflasi yang tinggi pada saat hari raya dan libur tahun baru menjadi tren dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini tentu akan mempengaruhi kondisi perekonomian di daerah tersebut, termasuk Daerah Istimewa Yogyakarta (SIJ).

Baca juga:

Agustus 2022 Indonesia deflasi, namun ada barang yang menyumbang inflasi

Situasi perekonomian DIY pada tahun 2024 memberikan pertumbuhan yang sangat baik jika dilihat dari Produk Domestik Regional Bruto (PDB). Per triwulan III tahun 2024, perekonomian tumbuh sebesar 5,05% dibandingkan triwulan III tahun 2023 (year-on-year) dan sebesar 0,31% dibandingkan triwulan II tahun 2024 (m-to-m).

Namun jika dilihat dari sisi inflasi, kondisinya kurang positif, terlihat dari perubahan inflasi yang dipublikasikan Badan Pusat Statistik Provinsi DIY setiap bulannya. Deflasi terjadi sebanyak 5 kali dalam 11 bulan (Januari-November 2024), yaitu: Januari (-0.02%), Mei (-0.08%), Juni (-0.25%), Juli (-0.03%) dan September (-0.10%) .

Baca juga:

Menangkap lonjakan harga saat Idul Fitri

Sementara itu, inflasi pada sisa 6 bulan masih terpantau namun kurang menggembirakan karena nilai inflasi tahun ini sebesar 0,82%. Pemerintah menargetkan inflasi pada tahun 2024 sebesar 2,5%±1 yaitu 0,68% untuk mencapai target minimal 1,5% mengingat tingkat inflasi sebesar 0,82% hingga November 2024 akan diperlukan. Tercapai atau tidaknya tujuan tersebut, kami berharap BRS dapat diterbitkan oleh BPS wilayah DIY pada awal tahun 2025.

Berdasarkan perkembangan inflasi beberapa tahun terakhir, angkutan barang (khususnya angkutan udara dan kereta api) merupakan salah satu faktor terjadinya inflasi. Komoditas lain yang dapat mendorong inflasi adalah bahan pangan (telur, daging ayam, daging sapi, minyak, dan lain-lain).

Baca juga:

Suku bunga acuan AS agresif, diimbangi oleh pelemahan rupee

Namun, dengan kebijakan pemerintah yang menurunkan harga tiket pesawat sebesar 10% selama Natal dan Tahun Baru, inflasi barang perjalanan udara akan tetap terkendali pada bulan ini.

Keputusan Gubernur DIY Nomor: 457/KEP/2024 tentang Kenaikan HET Tertinggi di DIY untuk Liquefied Petroleum Gas (LPG) yang berlaku mulai 2 Desember 2024 juga patut diwaspadai sebagai salah satu faktor inflasi. bulan Sesuai keputusan Gubernur, elpiji 3 kg HET Rp. 18.000 per botol, harga pasar sebelum keputusan lebih dari Rp. 18.000,-

Melihat fenomena di atas, Tim Daerah Pengendalian Inflasi DIY harus proaktif dalam mengantisipasi kenaikan harga beberapa komoditas yang berpotensi memicu inflasi.

Pada saat yang sama, Pemerintah juga mempunyai peran yang sangat strategis, terutama menjamin ketersediaan barang, menjamin kelancaran fungsi saluran distribusi. Jika hal ini dilakukan secara optimal melalui fungsi koordinasi pemangku kebijakan dan peran masing-masing pemangku kepentingan, maka inflasi dapat terkendali sehingga beban masyarakat tidak terlalu berat yang pada akhirnya berdampak pada stabilitas perekonomian. Disimpan dengan baik di DIY.

Dampak Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia

Artikel ini membahas tentang pentingnya mengetahui lebih jauh mengenai inflasi di era global ini.

img_title

VIVA.co.id

18 Juni 2024

Penafian: Artikel ini merupakan kiriman pengguna VIVA.co.id yang diposting di saluran VStory berdasarkan User Generated Content (UGC). Segala konten tertulis dan konten di dalamnya adalah tanggung jawab penulis atau pengguna sepenuhnya.



Sumber