Sabtu, 28 Desember 2024 – 17.00 WIB
Jakarta – Perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia akan menyebabkan setidaknya 3.700 kematian pada tahun 2024, dengan suhu panas ekstrem yang tercatat selama 41 hari di seluruh dunia pada tahun ini. Laporan ini merupakan hasil kolaborasi antara Atribut Cuaca Dunia (WWA) Dan Iklim tengahDirilis pada hari Jumat, 26 Desember 2024.
Baca juga:
HUT Tsunami Aceh ke-20, Ubaydilloh Ajak TV dan Radio Edukasi Masyarakat Kebencanaan
Suhu panas yang ekstrem, yang diperburuk oleh perubahan iklim, menyebabkan berbagai bencana, termasuk gelombang panas, kekeringan, kebakaran hutan, angin topan, dan banjir. Situasi ini akan berdampak besar terhadap ekosistem dan kehidupan manusia di seluruh dunia hingga tahun 2024.
“Perubahan iklim telah menewaskan sedikitnya 3.700 orang dan membuat jutaan lainnya mengungsi dari 26 peristiwa cuaca yang kami pelajari tahun ini. “Secara global, perubahan iklim telah menambah rata-rata suhu panas yang berbahaya selama 41 hari pada tahun 2024, sehingga mengancam kesehatan masyarakat,” kata laporan itu.
Baca juga:
Kilas balik 20 tahun tsunami Aceh
Jumlah korban sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi, mencapai puluhan hingga ratusan ribu orang. Hal ini karena laporan tersebut hanya mencakup sebagian kecil dari bencana cuaca ekstrem yang paling berdampak, jelas dokumen tersebut.
Negara kepulauan kecil dan negara berkembang adalah wilayah yang paling sering mengalami suhu panas yang berbahaya, menurut laporan tersebut.
Baca juga:
Cuaca yang tidak menentu membuat kita mudah terserang flu
Pada tahun 2024 juga akan terjadi rekor suhu global yang tinggi, yang akan menyebabkan hujan deras dan banjir besar. Dari 16 kejadian banjir yang dianalisis, 15 diantaranya disebabkan oleh peningkatan curah hujan akibat perubahan iklim.
Selain itu, wilayah seperti hutan hujan Amazon dan rawa Pantanal menghadapi kekeringan parah dan kebakaran hutan. Bencana ini menyebabkan kerusakan besar terhadap keanekaragaman hayati di wilayah tersebut.
Sebagai tanggapannya, WWA dan Climate Central menyerukan kepada dunia untuk mempercepat transisi dari bahan bakar fosil, meningkatkan pendanaan untuk negara-negara berkembang, dan meningkatkan sistem peringatan dini dan pelaporan bagi para korban panas ekstrem untuk mengurangi dampak di masa depan.
Dalam laporan sebelumnya pada bulan Oktober, WWA menemukan bahwa lebih dari 500.000 orang tewas dalam bencana alam terburuk dalam 20 tahun terakhir. Perubahan iklim, dan beberapa faktor lainnya, merupakan pendorong utama angka kematian yang mengkhawatirkan ini.
Halaman selanjutnya
Selain itu, wilayah seperti hutan hujan Amazon dan rawa Pantanal menghadapi kekeringan parah dan kebakaran hutan. Bencana ini menyebabkan kerusakan besar terhadap keanekaragaman hayati di wilayah tersebut.