Sabtu, 28 Desember 2024 – 13:00 WIB
VIVA – Kelompok oposisi Hay’at Tahrir al-Sham (HTS) secara resmi menunjuk Anas Hasan Khattab, mantan anggota organisasi teroris Al-Qaeda, sebagai kepala intelijen Suriah.
Baca juga:
Seorang anggota ISIS yang menyiapkan bom teroris di Moskow ditembak mati oleh intelijen Rusia
Penunjukan Khattab sebagai kepala intelijen baru Suriah diumumkan pada Kamis, 26 Desember 2024 oleh Komando Pasukan Oposisi Gabungan.
Penunjukan Hattan merupakan bagian dari upaya membangun kembali institusi negara Suriah pasca jatuhnya rezim Presiden Bashar al-Assad pada 8 Desember 2024.
Baca juga:
Tentara gila Korea Utara mengeksekusi komandan mereka dalam perang di Rusia
Sebagai informasi, Khattab merupakan salah satu pemimpin kelompok teroris Jabhat al-Nusra yang terkait dengan Al-Qaeda.
Baca juga:
Jenderal Kanjo Hassan, pembunuh ribuan warga sipil Suriah, ditangkap oleh pemberontak.
Sosok Khattab menjadi salah satu yang paling dicari, apalagi setelah Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) mengeluarkan surat perburuan sejak 23 September 2014.
Menurut Dewan Keamanan PBB, Khattab melakukan kontak rutin dengan pimpinan al-Qaeda di Irak. Dia juga mengelola pendanaan kelompok Suriah, serta pasokan senjata.
Khttab bekerja di bawah komando Mohammad al-Bashir, penjabat menteri Pemerintahan Transisi Suriah, yang ditunjuk pada 10 Desember 2024 oleh kelompok oposisi Hay’at Tahrir al-Sham.
Kelompok pemberontak Hay’at Tahrir al-Sham berhasil mengakhiri rezim diktator al-Assad setelah melancarkan serangan di sejumlah wilayah Suriah yang diduduki militer Suriah.
Pada 27 November 2024, milisi yang dipimpin oleh Abu Muhammad al-Julani berhasil menguasai sebagian besar wilayah Idlib, Hama, dan Aleppo.
Pada tanggal 8 Desember 2024, pasukan Hayat Tahrir al-Sham yang diyakini didukung oleh Turki berhasil merebut wilayah Homs, gerbang utama ibu kota Damaskus.
Halaman selanjutnya
Khttab bekerja di bawah komando Mohammad al-Bashir, penjabat menteri Pemerintahan Transisi Suriah, yang ditunjuk pada 10 Desember 2024 oleh kelompok oposisi Hay’at Tahrir al-Sham.