Sabtu, 28 Desember 2024 – 11:21 WIB
VIVA – Menurut informasi idiatambua.orgsalah satu gangguan kesehatan yang dapat terjadi saat berhubungan seks adalah dispareunia. Dispareunia adalah suatu kondisi yang ditandai dengan nyeri pada alat kelamin saat atau setelah berhubungan intim. Rasa sakit ini lebih sering terjadi pada wanita.
Baca juga:
IDI Kota Tegal memberikan informasi mengenai pencegahan dan pengobatan bintitan pada mata
IDI adalah singkatan dari Ikatan Dokter Indonesia. Organisasi ini merupakan wadah profesi dokter di Indonesia. Dokter Indonesia (IDI) Atambua merupakan afiliasi dari organisasi profesi kedokteran di Indonesia yang bertujuan untuk memfasilitasi dan mendukung para dokter di wilayah tersebut.
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Ketua Cabang Atambua Dr. Danny Setiawan. Dalam perannya, dr. Danny berkomitmen untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di wilayah Atambua, Nusa Tenggara Timur, serta memperkuat kolaborasi antara dokter dan pemerintah daerah untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. IDI Atambua juga aktif dalam berbagai program kesehatan dan pendidikan untuk mendukung masyarakat dalam menjaga kesehatan.
Baca juga:
IDI Jawa Tengah memberikan informasi cara cepat hamil bagi pasangan baru menikah
IDI Atambua secara rutin memberikan layanan kesehatan keliling kepada masyarakat di daerah terpencil untuk menarik dokter spesialis dari berbagai bidang. Saat ini IDI Atambua sedang melakukan penelitian mengenai kondisi dispareunia dan pengobatan yang tepat terhadap pasien.
Apa penyebab gejala dispareunia?
Baca juga:
IDI Sukoharjo memberikan informasi pengobatan campak
Dilaporkan dari halaman https://idiatambua.orgdispareunia adalah suatu kondisi yang ditandai dengan nyeri pada alat kelamin yang terjadi selama atau setelah berhubungan seksual. Penyebab dispareunia dibedakan menjadi dua kategori utama, yaitu faktor fisik dan faktor psikologis. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai alasannya, antara lain:
1. Kurangnya pelumasan saat berhubungan seks
Dispareunia disebabkan oleh kurangnya pelumasan saat berhubungan seks. Kurangnya rangsangan seksual atau foreplay dapat menyebabkan kekeringan pada vagina, sehingga menimbulkan gesekan yang menyakitkan saat penetrasi.
2. Terjadinya endometriosis
Nyeri di perut bagian bawah atau panggul. Biasanya nyeri bertambah saat menstruasi. Nyeri atau dispareunia selama atau setelah berhubungan intim.
3. Adanya fibroid dan kista ovarium
Fibroid dan kista ovarium merupakan faktor lain yang dapat menyebabkan dispareunia. Tumor jinak di rahim atau kista di indung telur bisa menimbulkan rasa tidak nyaman saat berhubungan seks. Jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.
4. Cedera dan Cedera
Faktor terakhir adalah trauma pada area genital akibat operasi, persalinan, atau trauma fisik lainnya juga bisa menjadi penyebabnya. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai cedera dan cedera ini.
Obat apa saja yang tersedia untuk meringankan dan mengatasi gejala dispareunia?
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Atambua telah merangkum obat-obatan yang direkomendasikan untuk mengatasi gejala tersebut. Pengobatan dispareunia bergantung pada penyebab yang mendasarinya. Di bawah ini beberapa pengobatan dan terapi yang direkomendasikan untuk mengatasi gejala dispareunia, antara lain:
1. Antibiotik
Flukonazol 150 Mg merupakan kapsul imidazol sintetik yang digunakan dalam pengobatan infeksi jamur, terutama infeksi kandida pada vagina, mulut, tenggorokan, dan aliran darah.
2. Krim vagina estrogen
Krim yang mengandung estrogen, seperti estriol, digunakan untuk mengobati atrofi vagina, terutama pada wanita pascamenopause.
3. Anestesi lokal
Obat terakhir, gel atau krim lidokain, mampu meredakan nyeri saat berhubungan intim dengan mengurangi sensitivitas pada area genital.
4. Gabapentin
Obat ini digunakan untuk mengobati nyeri neuropatik pada beberapa kasus dispareunia.
Sebelum memulai pengobatan, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat sesuai dengan penyebab dispareunia. Jika gejalanya menetap atau memburuk, segera dapatkan bantuan medis untuk evaluasi lebih lanjut.
Halaman selanjutnya
Dispareunia disebabkan oleh kurangnya pelumasan saat berhubungan seks. Kurangnya rangsangan seksual atau foreplay dapat menyebabkan kekeringan pada vagina, sehingga menimbulkan gesekan yang menyakitkan saat penetrasi.