Minggu, 29 Desember 2024 – 18:26 WIB
Jakarta – Tim Reaksi Cepat Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (KPPMI) membongkar shelter ilegal Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Bogor, Jawa Barat. Tim berhasil menyelamatkan delapan calon PMI yang hendak berangkat ke Uni Emirat Arab (UEA).
Baca juga:
Siap berangkat, 4 TKI ilegal berhasil diselamatkan
Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding mengatakan kementeriannya masih menyelidiki kemungkinan adanya jaringan besar di balik kasus tersebut.
“Pada dasarnya di Dubai disebut networking. Kita butuh waktu ke sana kan? Kemarin, baru dua hari yang lalu, jangan terlalu cepat, kata Carding dalam keterangannya, 29 Desember 2024.
Baca juga:
Terpopuler: Istri pertama Pak Tarno, Raffi Ahmed, tak tahu ke mana dana sumbangannya disalurkan. Daftar artis yang terkait dengan Fico Fachriza
Carding menemukan bahwa cara broker mengirimkan calon PMI adalah dengan memberi mereka sejumlah uang sebagai bagian dari proses keluar.
Baca juga:
Minta maaf, Fiko Fachriza bercerita tentang nasib uang yang dipinjamnya
“Dia tertipu. Misalnya dia mau kerja dan mau kasih Rp 9 juta. Ternyata mereka tidak diberi apa-apa, hanya Rp2 juta, kata Carding.
Dia mengatakan, calon PMI yang nonprosedural juga pernah mengalami penyitaan dokumen perjalanannya oleh calo yang diduga memalsukan identitas.
“Yang membuat saya khawatir adalah saya curiga itu digunakan untuk membuat paspor palsu. Namanya sedikit berbeda, fotonya sedikit berbeda. “Jadi,” katanya.
Menurut Carding, para korban sebenarnya tidak mengetahui proses berangkat ke luar negeri sebagai pekerja. Mereka bahkan tidak menyadari bahwa mereka sedang ditipu.
“Ya, mereka adalah korbannya. Mereka pasti menjadi korban karena mereka tidak tahu apa-apa. “Kalau dia distributor resmi pasti akan menjelaskan cara yang benar seperti ini dan itu,” ujarnya.
Carding juga menanyakan kepada para calon buruh migran tersebut alasan mereka ingin bekerja di luar negeri. Padahal, kata dia, gaji yang ditawarkan di negara tujuan tidak jauh berbeda dengan di Indonesia. “Kenapa tidak coba cari kerja di dalam negeri? Paling tidak selisihnya Rp 1 juta,” kata Carding.
“Sulit pak (mencari pekerjaan),” kata CPMI yang tidak standar itu.
Calon pekerja mengatakan, kondisi ekonomi menjadi alasan kuat keinginan mereka bekerja di luar negeri. Apalagi sebagian besar dari mereka adalah penopang keluarga.
Polisi kini telah menangkap dua orang yang diduga menjadi calo pekerja migran dan menahan mereka di Polres Bogor untuk penyelidikan lebih lanjut.
Halaman selanjutnya
Menurut Carding, para korban sebenarnya tidak mengetahui proses berangkat ke luar negeri sebagai pekerja. Mereka bahkan tidak menyadari bahwa mereka sedang ditipu.