Hamas telah menanggapi klaim Israel bahwa militannya bersembunyi di Rumah Sakit Kamal Advan

Minggu, 29 Desember 2024 – 11:45 WIB

Kota Gaza, LANGSUNG – Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, membantah klaim Israel bahwa militan Hamas hadir di rumah sakit yang digerebek pasukan Israel di Jalur Gaza utara.

Baca juga:

Tentara Israel membakar rumah sakit Kamal Advan di Gaza hingga lumpuh dan menangkap direkturnya.

Tentara Israel menyerbu Rumah Sakit Kamal Advan di Beit Lahiya pada Jumat, 27 Desember 2024, membakar sebagian besar bangunan dan mengevakuasi paksa pasien dan warga yang mengungsi di sana.

Israel mengatakan serangan itu dilakukan untuk melenyapkan militan Hamas di dalam rumah sakit.

Baca juga:

WHO: Serangan Israel terhadap Rumah Sakit Kamal Advan telah menghancurkan sistem kesehatan di Gaza utara

Rumah Sakit Kamal Advan, Gaza, Palestina.

“Kami dengan tegas menyangkal kehadiran pejuang perlawanan di rumah sakit tersebut, yang terbuka untuk semua orang, termasuk organisasi internasional dan PBB,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan.

Baca juga:

Donasi ke Palestina Meroket, INH Punya Program Besar-besaran untuk ‘Pembangunan Kembali Gaza’

Kelompok tersebut mengatakan klaim Israel “membenarkan kejahatan mengerikan yang dilakukan tentara pendudukan, termasuk evakuasi dan pembakaran seluruh bagian rumah sakit sebagai bagian dari genosida dan penggusuran paksa.”

Hamas menyerukan PBB untuk membentuk komisi untuk menyelidiki kejahatan Israel di Gaza utara.

Sejak 5 Oktober, Israel telah melancarkan serangan darat besar-besaran di Gaza utara dengan dalih mencegah kelompok perlawanan Palestina, Hamas, mendapatkan kekuatan kembali.

VIVA Militer: Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di Jalur Gaza

VIVA Militer: Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di Jalur Gaza

Namun, Palestina menuduh Israel menduduki wilayah tersebut dan berusaha mengusir penduduknya.

Sejak itu, bantuan kemanusiaan seperti makanan, obat-obatan, dan bahan bakar tidak diizinkan masuk ke wilayah kantong Palestina.

Situasi ini membuat warga Palestina yang masih tinggal di Gaza utara berisiko kelaparan.

Agresi Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 45.400 warga Palestina dan menghancurkan wilayah tersebut sejak 7 Oktober 2023.

Bulan lalu, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap pemimpin Israel Benjamin Netanyahu dan mantan menteri pertahanannya, Yoav Gallant.

Mereka dituduh melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas tindakannya dalam perang di wilayah kantong Palestina. (semut)

Halaman selanjutnya

Hamas menyerukan PBB untuk membentuk komisi untuk menyelidiki kejahatan Israel di Gaza utara.

Paling Terkenal: Shin Tae Yong Tanggapi Bung Towel, Timnas Indonesia Hebohkan Dunia



Sumber