Inilah cara mewujudkan liburan sekolah yang bermanfaat dan menarik bagi remaja

JakartaMusim liburan di penghujung tahun menjadi momen yang ditunggu-tunggu baik oleh remaja maupun orang tua untuk menghabiskan waktu bersama dengan berbagai aktivitas. Namun banyaknya waktu luang seringkali menyulitkan, terutama bagi orang tua, untuk menyeimbangkan aktivitas digital remaja.

Baca juga:

Contraflow di Tol Jagorawi arah Jakarta, Catat Intinya!

Karena kemudahan penggunaan perangkat digital, remaja lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bermain game permainanmenelusuri media sosial atau mencari hiburan online. Oleh karena itu, peran orang tua dalam menjaga keseimbangan kehidupan digital remaja saat liburan sangatlah penting. Gulung lagi, oke?

Psikolog keluarga dan anak Samantha Elesener telah menemukan bahwa ada beberapa trik dan tip menyenangkan yang dapat membantu menjadikan liburan sekolah bermanfaat dan menyenangkan bagi remaja. sesuatu Di bawah ini adalah ringkasan acara tersebut pameran sekolah berjudul Menyenangkan sekali berkreasi dan saling menjaga di TikTok dengan Yayasan SEJIWA.

Baca juga:

Lebih dari 12.000 pengunjung mengunjungi Museum Nasional yang merupakan koleksi paling menarik perhatian.

1. Buat jadwal aktivitas yang seimbang

Baca juga:

3 Trik Mengatur Aktivitas Gadget Remaja Saat Musim Liburan Penting

Baru-baru ini, istilah “busuk otak” diciptakan, yang didefinisikan sebagai pembusukan otak yang disebabkan oleh konsumsi terlalu banyak dan terlalu banyak konten digital berkualitas rendah dalam jangka waktu yang lama. Untuk menghindari hal ini, penting untuk memiliki batas waktu layar yang sehat.

Gawai hal ini sangat memudahkan dan membuat remaja tertarik dengan konten yang berbeda-beda, sehingga membuat anak-anak lebih mudah merasa bosan. Namun perkembangan emosi, sosial, dan fisik anak yang optimal memerlukan perhatian terhadap keseimbangan waktu dalam mengakses platform online. “Jika tidak dikelola secara seimbang, konsentrasi anak bisa menurun, kemampuan belajar terhambat, keterampilan sosial tidak dipelajari secara maksimal, serta risiko kecemasan dan depresi meningkat,” kata Samantha.

Di akhir pekan, orang tua sebaiknya tetap mendorong remajanya untuk menjaga jadwal aktivitas yang seimbang antara aktivitas dunia maya dan dunia nyata. Misalnya, platform TikTok memiliki kebijakan membatasi waktu pemakaian perangkat maksimal 60 menit untuk pengguna di bawah usia 18 tahun. Hal ini bisa menjadi tolak ukur bagi orang tua untuk menerapkan pengaturan screen time yang tepat pada anak remajanya.

“Dengan jadwal yang konsisten, mereka bisa lebih mudah mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang seimbang,” lanjut Samantha.

2. Pantau aktivitas digital remaja Anda Pola asuh yang lembut

Gambar anak kecanduan gadget

Menjadi orang tua pengasuhan yang lembut dapat membantu orang tua mengembangkan kecerdasan emosional sekaligus meningkatkan rasa percaya diri dan ketahanan anak.

“Gaya pengasuhan ini menekankan pentingnya mendengarkan secara aktif, menjaga komunikasi terbuka, dan membangun rasa saling percaya, termasuk dalam kaitannya dengan aktivitas digital anak remaja. Oleh karena itu, orang tua tetap harus memegang kendali tanpa terlalu mengontrol. Kepemimpinan yang hangat dan suportif mendorong anak-anak untuk menemukan pengalamannya di dunia maya,” kata Samantha.

Saat menggunakan media sosial, orang tua dapat memanfaatkan berbagai fitur keamanan yang memungkinkan orang tua memantau dan mengelola aktivitas anak-anak mereka di platform, termasuk batasan waktu, pembatasan konten, dan manajemen privasi.

“Orang tua dapat memanfaatkan momen ini untuk berdiskusi, mengedukasi mereka tentang etika digital, dan membantu anak-anak menghadapi tantangan online dengan lebih percaya diri,” kata Samantha.

3. Bangun Koneksi Dengan remaja

gambar karaoke ibu dan anak

gambar karaoke ibu dan anak

Menggunakan waktu liburan untuk membangun ikatan emosional dengan anak remaja Anda dapat menciptakan hubungan yang lebih hangat dan mendalam. Samantha menjelaskan, orang tua yang aktif berinteraksi dengan anak, memberikan waktu bermain khusus minimal 20 menit dalam sehari, dapat membuat anak merasa lebih hangat dan perhatian.

“Anak-anak tidak hanya perlu bermain untuk mengembangkan keterampilan sosialnya, tetapi anak-anak juga membutuhkan kehadiran terus-menerus dan perhatian penuh kasih sayang dari orang tua untuk membantu mereka merasa lebih aman dan percaya diri,” kata Samantha.

Di sini, orang tua dapat menggunakan platform digital seperti TikTok untuk mendapatkan inspirasi aktivitas keluarga seperti memasak, vlogging, atau mencoba tantangan kreatif. Remaja juga bisa diajarkan untuk mengambil peran dan tanggung jawab, seperti membuat mini vlog saat liburan atau menjadi juru kamera. Kegiatan ini tidak hanya menyenangkan, namun juga mengajarkan kreativitas dan mempererat momen bersama keluarga.

Liburan akhir tahun merupakan waktu yang tepat bagi remaja untuk mengembangkan kebiasaan digital yang sehat. Memanfaatkan waktu ini dengan baik, orang tua dapat berperan aktif dalam membentuk tatanan digital yang seimbang, memperkuat ikatan emosional dengan remaja, melibatkan mereka dalam kegiatan yang bermanfaat. Pendekatan ini tidak hanya membantu remaja mengembangkan keterampilan sosial dan emosional, namun juga melindungi mereka dari bahaya dunia digital.

Halaman selanjutnya

Di akhir pekan, orang tua sebaiknya tetap mendorong remajanya untuk menjaga jadwal aktivitas yang seimbang antara aktivitas dunia maya dan dunia nyata. Misalnya, platform TikTok memiliki kebijakan membatasi waktu pemakaian perangkat maksimal 60 menit untuk pengguna di bawah usia 18 tahun. Hal ini bisa menjadi tolak ukur bagi orang tua untuk menerapkan pengaturan screen time yang tepat pada anak remajanya.

AI, anugerah atau neraka bagi dunia bisnis



Sumber