Minggu, 29 Desember 2024 – 21:24 WIB
Jakarta – Pajak pertambahan nilai atau PPN sebesar 12 persen pada Januari 2025 diharapkan dapat mendukung berbagai program strategis pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Baca juga:
Badan Pangan Nasional telah mengeluarkan sidang mengenai masalah biaya pembelian wadah Program Pangan Gratis Gizi
Terutama program berkualitas untuk meningkatkan sumber daya manusia dan menciptakan pelayanan kesehatan yang lebih inklusif.
PDI Perjuangan berkomitmen mengawal suksesnya program Quick Win Presiden dengan mendukung APBN 2025, kata Said dalam keterangan tertulisnya, Minggu, 29 Desember 2024.
Baca juga:
Elit PKS Puji Program Quick Win Era Prabowo Tapi Ingatkan Adanya Kebocoran Anggaran
Anggaran tersebut ditujukan untuk pelaksanaan program-program strategis. Diantaranya adalah makanan bergizi gratis, pelayanan kesehatan gratis, rumah sakit lengkap di berbagai daerah, skrining penyakit menular seperti tuberkulosis, renovasi sekolah, pengembangan perguruan tinggi terpadu, serta pembangunan dapur umum nasional, provinsi, dan pedesaan.
Ia juga menilai perlunya memitigasi dampak kenaikan PPN, terutama bagi rumah tangga miskin dan kelas menengah. Diusulkan untuk meningkatkan anggaran perlindungan sosial dan memperluas cakupannya. Hal ini tidak hanya mencakup rumah tangga miskin tetapi juga kelompok rentan atau hampir miskin. Menurutnya, program ini harus tepat waktu dan tepat sasaran.
Baca juga:
Mulai sekarang! 9 tips mudah menghemat uang untuk ibu rumah tangga
“Subsidi BBM, gas LPG, dan listrik untuk rumah tangga miskin harus diperluas hingga mencakup rumah tangga kelas menengah. “Selanjutnya, ojek online juga harus tetap mendapat bahan bakar bersubsidi, bahkan jika memungkinkan subsidi ini juga harus diberikan kepada kelompok menengah ke bawah,” ujarnya.
Dia juga menyoroti subsidi angkutan umum. Terutama di kota-kota besar. Said juga mengusulkan subsidi perumahan bagi masyarakat menengah ke bawah, khususnya rumah dan apartemen tipe 45 tahun ke bawah.
Menurutnya, perlunya peningkatan bantuan universitas dan beasiswa untuk mencakup lebih banyak penerima manfaat di bidang pendidikan. Terutama siswa berprestasi dari keluarga miskin hingga menengah.
Ia juga meminta pemerintah melakukan operasi pasar secara berkala minimal dua bulan sekali untuk menjaga stabilitas harga komoditas pangan dan menekan inflasi. Selain itu, Said mendesak pemerintah meningkatkan penggunaan barang dan jasa UKM dalam belanja publik dari sebelumnya minimal 40 persen menjadi 50 persen.
Menurutnya, perlu adanya kurikulum bagi masyarakat ekonomi menengah dan terdampak. Dengan demikian, mereka bisa beralih ke sektor yang potensial dan berdaya saing.
Ia juga meminta pemerintah memastikan tujuan pengentasan kemiskinan ekstrem pada tahun 2025 tercapai dengan menurunkan angka kemiskinan dari 0,83 persen menjadi nol persen. Selain itu, Said mendorong percepatan penurunan suku bunga dari saat ini 21 persen menjadi di bawah 15 persen.
“Langkah-langkah tersebut penting dalam menyukseskan program strategis pemerintah dan meningkatkan taraf hidup masyarakat,” tutupnya.
Halaman selanjutnya
Menurutnya, perlunya peningkatan bantuan universitas dan beasiswa untuk mencakup lebih banyak penerima manfaat di bidang pendidikan. Terutama siswa berprestasi dari keluarga miskin hingga menengah.