Minggu, 29 Desember 2024 – 21:06 WIB
Jakarta – Menteri Agama RI Nasaruddin Umar menegaskan menjadikan Natal sebagai momentum memperkuat nilai-nilai persatuan dan toleransi dalam keberagaman bangsa.
Baca juga:
Momen Ketua Umum Bhayangkari merayakan Natal bersama para penyintas letusan Levotobi
Hal itu disampaikan Menag saat upacara Natal Nasional 2024 yang digelar di Indonesia Arena, Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta Pusat.
“Natal tahun ini bukan sekadar hari raya rohani. Indonesia adalah rumah besar bagi berbagai suku, agama, dan budaya yang merupakan kekayaan luar biasa. Natal adalah pengingat bahwa perdamaian dan kasih Kristus tidak mengenal batas perbedaan,” ujarnya. dikatakan. Diposting pada Minggu, 29 Desember 2024.
Baca juga:
Contraflow di Tol Jagorawi arah Jakarta, Catat Intinya!
Menag berharap kemeriahan Natal dapat mempererat persahabatan sejati antar umat. Sebab persatuan dalam keberagaman masih menjadi landasan kehidupan.
Baca juga:
Dunia sedang menghadapi perselisihan dan konflik, Presiden Prabovo: Mari kita bersyukur karena kita hidup nyaman
“Dan berbagai momen gembira seperti Natal tentunya dapat mengantarkan kita pada ikatan persaudaraan sejati antar umat,” ujarnya.
Nasaruddin pun merasa setiap agama yang ada di negeri ini mampu membangun kehidupan bersama yang rukun dan damai. Setiap umat beragama, apapun agamanya, telah menunjukkan kehidupan yang harmonis dan damai.
“Kunci hidup rukun dan toleran di negeri ini adalah sikap moderasi beragama, kedewasaan beragama,” jelasnya.
Sebagai referensi, tema Natal tahun ini adalah “Mari Kita Pergi ke Betlehem” (Lukas 2:15): Betlehem, kota kecil tempat Yesus dilahirkan, adalah simbol perdamaian dan harapan baru.
Nasaruddin juga mengapresiasi tema Natal nasional 2024 yang digagas Konferensi Waligereja Katolik Indonesia (KWI) dan Persatuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI).
Menurutnya, tema ini menyampaikan pesan komitmen dan kemauan mengikuti panggilan Tuhan.
“Topik ini sejalan dengan semangat Kementerian Agama untuk mengajak masyarakat agar tetap mengikuti ajaran agamanya. Karena semakin dekat masyarakat dengan ajaran agamanya, maka dunia akan semakin tenteram dan tenteram. Sebaliknya. Masyarakat dan semakin jauh jarak antara ajaran agamanya, maka semakin besar pula risiko merugikan manusia dan alam,” ujarnya.
Ia juga mengapresiasi inisiatif yang dilaksanakan dalam rangkaian acara Natal nasional 2024, seperti bakti sosial di Nusa Tenggara Timur, Manado dan Agats, serta upaya lingkungan hidup di Muara Gembong Bekasi.
“Kegiatan ini merupakan wujud nyata rasa cinta dan kepedulian terhadap sesama sebagaimana yang diajarkan dalam kitab suci dan nilai-nilai Pancasila. Mari kita jadikan Natal 2024 ini sebagai momentum untuk mendasarkan ajaran agama pada semangat cinta kemanusiaan. kerukunan hadir, “Ini merupakan kontribusi besar umat beragama terhadap pembangunan Indonesia,” ujarnya.
Halaman selanjutnya
“Kunci hidup rukun dan toleran di negeri ini adalah sikap moderasi beragama, kedewasaan beragama,” jelasnya.