Senin, 30 Desember 2024 – 01:06 WIB
Kediri, VIVA – Ada puluhan katering di Kediri, Jawa Timur, yang menjadi korban penipuan oknum oknum yang mengiming-imingi makanan bergizi gratis dalam program yang dicanangkan Presiden dan Wakil Presiden RI, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. .
Baca juga:
Ketua Umum PDIP ini mengatakan, PPN 12 persen untuk mendukung program pemerintah
Diah, salah satu korban. Awalnya Diah mengaku mendapat tawaran program makan bergizi gratis 1.000 kotak dari temannya. Saat itu, tidak ada masalah terkait pembayaran.
“Beberapa minggu kemudian ada fee sebesar Rp 1 juta untuk kesepakatan ini, katanya. Jaminan kami akan bergabung dengan grup tersebut,” ujarnya di Kediri, Minggu, 29 Desember 2024.
Baca juga:
Viral Ormas Kirim Penawaran Tahun Baru Rp 44 Juta, Begini Tanggapan Polisi
Kemudian Diah mendapat 2.000 dus sehingga harus menyerahkan uang Rp 2 juta yang diterima M. Padahal, Diah tidak mengetahui kalau M selingkuh. Rupanya, M tergiur dengan banyak orang yang mengumpulkan sekitar Rp 70 juta.
Baca juga:
Badan Pangan Nasional telah mengeluarkan sidang mengenai masalah biaya pembelian wadah Program Pangan Gratis Gizi
Namun Diah dan teman korban lainnya optimistis uang tersebut akan dikembalikan pada akhir Desember 2024. Hal itu juga disepakati dengan korban lainnya, sehingga belum ada rencana untuk memberitahu polisi.
Menurut Diah, pelaku M tidak menjelaskan secara rinci penggunaan uang tersebut dalam melakukan aksinya. Diah melanjutkan, M hanya mengatakan uang jaminan tersebut masuk ke kelompoknya yang bernama Pokmas Manunggal Cipto Roso.
Diah tidak mengetahui bahwa M tidak tergabung dalam kelompok masyarakat tersebut karena saat menyerahkan tanda terima, dia tidak menyebutkan bahwa M adalah anggota kelompok masyarakat tersebut.
Manunggal Cipto Roso Pembina Pokmas Nuriko Pramega mengatakan M awalnya adalah pengurus di Pokmas. Namun menurut perkataannya, M. kini memanfaatkan kesempatan tersebut untuk dikeluarkan dari tim karena melakukan kecurangan.
Dia mengatakan, kelompok masyarakat tidak pernah memungut biaya, apalagi dari entitas. Koleksi tersebut dibuat oleh individu yang mencari kerja sama untuk program makanan bergizi gratis untuk kepentingan pribadi.
“Ada pihak yang memanfaatkan kesempatan merekrut afiliasi untuk menyambut program makan gratis bergizi, mengambil jaminan pembayaran dari pelanggan yang ingin bergabung. Padahal, di kelompok komunitas, mereka tidak menarik apa pun kepada pelanggan yang ingin mereka gabung. , ”katanya.
Menurutnya, sudah banyak masyarakat yang tergabung dalam kelompok komunitas ini, mulai dari pelaku usaha kecil menengah hingga katering. Pokmas sebenarnya telah melakukan uji coba makanan bergizi gratis di sejumlah sekolah di Kabupaten Kediri agar mereka bisa lebih siap ketika program tersebut diluncurkan.
Namun Nuriko mengatakan, pihak masyarakat belum berniat melaporkan hal tersebut ke polisi. Kelompok masyarakat terkena dampak negatif dalam permasalahan ini karena mereka mengaku terlibat, padahal merekalah oknum yang melakukannya.
Berdasarkan informasi yang diterimanya, ada hubungan antara korban dan M yang bersedia mengembalikan uang korban.
“Ini masih diselesaikan secara internal karena ada keadilan. Korban juga sudah meminta maaf kepada masyarakat karena ternyata ulah satu orang yang salah paham. Nama orang tersebut tertulis di kuitansi,” ujarnya. – katanya.
Ia juga meminta mitra yang ingin bergabung dengan kelompok masyarakat tersebut agar berhati-hati. Pokmas juga tidak pernah datang ke rumah-rumah tersebut, termasuk mengaku memenangkan tender dari TNI.
“Kami tidak pernah bilang menang tender. Jadi (soal menang tender) dimanfaatkan oknum itu untuk menjaring masyarakat dan mencari calon korban,” tutupnya (semut).
Halaman selanjutnya
Diah tidak mengetahui bahwa M tidak tergabung dalam kelompok masyarakat tersebut karena saat menyerahkan tanda terima, dia tidak menyebutkan bahwa M adalah anggota kelompok masyarakat tersebut.