Senin, 30 Desember 2024 – 16:47 WIB
Jakarta – Polri menerapkan rotasi besar-besaran dalam struktur organisasi, termasuk sejumlah perwira tinggi (pati) dan pejabat menengah (pamen). Salah satu nama yang muncul adalah AKBP Rowan Richard Mahenu.
Baca juga:
800 Runners Comedy 2024 Hidupkan Kegembiraan Berlari, Mengingatkan Anda Akan Bahaya Judi Online
AKBP Rovan, Kepala Badan Reserse Kriminal (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya Kapolres Gresik, Polda Jatim yang sebelumnya menjabat Kasubdit Jatanras mendapat kenaikan pangkat.
AKBP Rovan AKBP Mutjab Pamenti Bagmutjab Robinkar dimutasi sebagai Kapolres Gresik menggantikan Arief Kurniawan yang dilantik menjadi Kabag SSDM Polri.
Baca juga:
Seorang bayi ditinggalkan orang tuanya di RS Sumber Varas, Jakarta Barat
Hal itu tertuang dalam surat Telegram Kapolri: ST/2776/XII/KEP/2024 Surat ini ditandatangani Irjen Pengawasan Umum (Irvasum) Polri Komjen Dedi Prasetyo pada 29 Desember 2024. .
Baca juga:
Kompol Narkoba Polda Metro Donald terharu setelah polisi memeras penonton DWP.
Sedikit tentang AKBP Rovan, namanya menjadi sorotan setelah mengungkap kasus perjudian online (judol) yang melibatkan pegawai Kementerian Komunikasi dan Digital (Comdigi).
Rowan juga terlibat dalam penggerebekan “kantor satelit” pegawai Komdigi di kawasan Rose Garden, Bekasi, Jawa Barat. Dalam penggeledahan, polisi menetapkan seorang pegawai Komdigi sebagai tersangka dalam kasus tersebut.
Dalam penggerebekan tersebut, lulusan Akademi Kepolisian (AKpol) tahun 2006 itu juga mengumpulkan informasi banyaknya situs yang diblokir dari oknum pegawai.
Karyawan tersebut mengatakan dia harus memblokir 5.000 situs kencan. Namun ada 1000-an situs judol yang sebenarnya terselamatkan alias tidak diblokir.
“5000 website, berapa yang diblokir?” tanya AKBP Rovan pada Jumat, 1 November 2024.
“Peternakan ini dihuni oleh 4.000 orang. Dibangun (1000). – Hati-hati pak, jangan sampai menghalangi,- jawab tersangka.
AKBP kepada Rovan mengaku, tersangka mendapat imbalan Rp8,5 juta untuk setiap situs yang dibuka blokirnya.
Halaman selanjutnya
Dalam penggerebekan tersebut, lulusan Akademi Kepolisian (AKpol) tahun 2006 itu juga mengumpulkan informasi banyaknya situs yang diblokir dari oknum pegawai.