Selasa, 31 Desember 2024 – 06:30 WIB
Jakarta – Bank Indonesia (BI) akan memangkas suku bunga acuan atau BI rate sebesar 50 basis poin (bps), menurut Josua Pardede, Wakil Ketua Komite Tetap II Kajian Ekonomi Global Strategis Kamar Dagang dan Industri Indonesia . 5,5 persen pada tahun 2025.
Baca juga:
Kaleidoskop 2024: Nilai floating rupiah hampir tembus Rp 16.500 per USD
Josua mengatakan Bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed masih diperkirakan akan memangkas suku bunga acuannya sebesar 0,5 persen dalam pedoman suku bunga tahun 2025.
“Kita mungkin juga melihat sedikit pembatasan suku bunga BI, mungkin tahun ini dibatasi 6 persen. Pemotongan maksimal tahun depan bisa 5,5 persen,” kata Joshua dalam acara Kadin Global and Domestic Economic Outlook 2025 di Kadin Tower. . , Jakarta, Senin 30 Desember 2024.
Baca juga:
Rupiah akan menguat hingga Rp 16.180 per dolar AS pada akhir tahun 2024
Menurut Josua, hingga sisa tahun ini setelah BI memangkas suku bunga acuan menjadi 6 persen pada Agustus 2024. Bank Sentral Indonesia sebenarnya punya opsi untuk kembali menurunkan suku bunga acuannya.
Baca juga:
BI mencatat aliran modal masuk dari Indonesia mencapai Rp 4,31 triliun pada minggu keempat Desember.
Meski demikian, Josua menjelaskan, BI mempertimbangkan beberapa faktor agar BI rate tidak diturunkan. Salah satunya adalah melemahnya rupee.
“Inflasi tahun ini cukup rendah, bahkan memberikan peluang bagi BI untuk menurunkan suku bunga. Tapi sekali lagi, faktor lain yang mempengaruhi BI untuk mempertahankan suku bunga adalah rupee,” ujarnya.
Sedangkan untuk rupiah sendiri, Kepala Ekonom Bank Permata memperkirakan akan naik hingga Rp 16.000 pada tahun 2025. Joshua mengatakan asumsi tersebut sejalan dengan kondisi geopolitik global.
“Karena rupiah ini, kami melihat rupiah mungkin masih berada di kisaran Rp 16.000 pada tahun 2025. Karena ada beberapa faktor dari lingkungan global, khususnya sentimen geopolitik global yang masih membatasi penguatan rupiah pada tahun 2025,” katanya.
Untuk itu, Josua mengatakan pengusaha harus mencermati pergerakan nilai tukar rupiah.
“Kaitannya sekarang bagaimana kita sebagai pelaku bisnis memperhatikan nilai tukar, tentunya kalau kita melihat bagaimana mitigasi risiko nilai tukar, tentu sudah dikatakan sebelumnya ya, di dalam negeri. mata uang Kesepakatan untuk eksportir dan importir,” tambahnya.
Halaman selanjutnya
Sedangkan untuk rupiah sendiri, Kepala Ekonom Bank Permata memperkirakan akan naik hingga Rp 16.000 pada tahun 2025. Joshua mengatakan asumsi tersebut sejalan dengan kondisi geopolitik global.