Senin, 30 Desember 2024 – 21:29 WIB
Jakarta – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengumumkan pemerintah Arab Saudi menetapkan kuota petugas haji Indonesia sebanyak 2.210 orang pada tahun 2025.
Baca juga:
Kementerian Agama membuka saluran pengaduan digital seleksi penyelenggara haji tahun 2025
“Pemerintah Arab Saudi menetapkan kuota petugas haji saat ini hanya 2.210 orang,” jelas Menteri Agama Nasaruddin Umar dalam rapat kerja bersama Komisi VIII DPR RI di Jakarta, Senin (30/12/2024).
Baca juga:
Kemenag menambah personel haji dari unsur TNI
Menag menyatakan pihaknya akan berupaya menambah kuota petugas haji seperti tahun-tahun sebelumnya. Hal ini penting untuk menjamin pelayanan optimal kepada 221.000 jemaah haji Indonesia
“Jumlah petugas haji ini belum mencapai angka ideal, apalagi jumlah jamaah sudah mencapai 221.000 orang. Oleh karena itu, kami berupaya menambah kuota petugas seperti yang diberikan pada tahun-tahun sebelumnya,” ujarnya. ditekankan.
Baca juga:
Pendaftaran Seleksi Petugas Haji Tingkat Pusat Segera Dibuka, Berikut Syaratnya
Menag juga mencatat jemaah haji Indonesia mayoritas berusia lanjut sehingga memerlukan pendampingan khusus selama menunaikan ibadah haji. Pendampingan petugas dari Indonesia lebih efektif karena kesamaan bahasa dan pemahaman terhadap kebutuhan masyarakat, termasuk kesehatannya.
“Bantuan petugas Indonesia sangat penting karena mereka memahami bahasa yang digunakan masyarakat, sehingga komunikasi lebih mudah. Selain itu, petugas kami biasanya juga mengetahui riwayat kesehatan masyarakat sehingga memungkinkan penanganan lebih cepat dan akurat,” ujarnya ditambahkan. Nasriddin.
Selain memberikan manfaat langsung kepada masyarakat, kehadiran petugas tambahan dari Indonesia akan membantu meringankan beban petugas haji asal Arab Saudi.
“Dengan datangnya tambahan petugas dari Indonesia, otomatis beban yang ditanggung petugas Arab Saudi akan berkurang. Ini merupakan win-win solution bagi kedua belah pihak,” jelasnya. (Di antara)
Halaman selanjutnya
“Bantuan petugas Indonesia sangat penting karena mereka memahami bahasa yang digunakan masyarakat, sehingga komunikasi lebih mudah. Selain itu, petugas kami biasanya juga mengetahui riwayat kesehatan masyarakat sehingga memungkinkan penanganan lebih cepat dan akurat,” ujarnya ditambahkan. Nasriddin.