Senin, 30 Desember 2024 – 21:22 WIB
Jakarta – Badan Narkotika Nasional (BNNK) Jakarta Selatan melakukan percepatan penyelesaian permasalahan narkoba selama tahun 2024. Klinik BNN Pratama Swastinara Jakarta Selatan berhasil merawat 253 pasien.
Baca juga:
Polisi di Sumut menggagalkan upaya impor 50 kg sabu dan 100.000 butir ekstasi dari Malaysia.
Hal itu diungkapkan Kepala BNNK Jakarta Selatan Kompol Bambang Yudistira saat konferensi pers terkait pencapaian tahun 2024. Ratusan pasien sedang menjalani rehabilitasi untuk berbagai penyalahguna narkoba.
“Pasien sebagian besar merupakan pengguna narkoba seperti ganja, sabu, dan tembakau sintetis,” kata Bambang kepada wartawan, Senin, 30 Desember 2024.
Baca juga:
Fakta Mengerikan Peredaran Narkoba di Kalsel Sepanjang Tahun 2024
BNNK Jakarta Selatan juga berperan dalam layanan pasca rehabilitasi terhadap 26 klien yang telah menyelesaikan proses rehabilitasi.
Baca juga:
Melihat kembali masalah irigasi, Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya mengingatkan pemerintah daerah akan pentingnya pendataan
“Di bidang penegakan hukum, BNNK Jakarta Selatan bekerja sama dengan aparat penegak hukum dalam memantau kasus narkoba dan memberikan layanan asesmen terpadu bagi para penyalahguna narkoba yang tertangkap basah,” ujarnya.
Pada saat yang sama, BNNK juga mengaktifkan sosialisasi pencegahan penyalahgunaan dan pemberantasan peredaran gelap narkoba (P4GN), pembentukan kampung Bersinar, program ketahanan keluarga, dan pemberdayaan pemuda.
“Dalam pembentukan Desa Bernard, Desa Bintaro dan Kebayoran Lama Selatan menjadi daerah pertama yang melaksanakan kegiatan pencegahan narkoba, termasuk pembentukan aktivis anti narkoba dan pemetaan kasus narkoba,” kata Bambang.
Selain itu, lanjut Bambang, pihaknya juga melakukan pelatihan kekuatan keluarga dalam melawan ancaman narkoba.
Terakhir, program pemuda anti narkoba ‘Ransel’ Jakarta Selatan memiliki tujuan untuk memberdayakan generasi muda, membangun ketahanan dalam menghadapi bahaya kecanduan narkoba, ”ujarnya.
Halaman selanjutnya
“Dalam pembentukan Desa Bernard, Desa Bintaro dan Kebayoran Lama Selatan menjadi daerah pertama yang melaksanakan kegiatan pencegahan narkoba, termasuk pembentukan aktivis anti narkoba dan pemetaan kasus narkoba,” kata Bambang.