Strategi OJK untuk mengantisipasi tantangan pasar modal Indonesia pada tahun 2025

Senin, 30 Desember 2024 – 21:02 WIB

Baca juga:

Perdagangan saham ditutup pada 2024, OJK melaporkan kinerja pasar modal Indonesia yang baik

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan pasar modal Indonesia masih akan menghadapi sejumlah tantangan pada tahun 2025. Ancaman diperkirakan akan semakin dinamis sehingga OJK menyiapkan sejumlah program untuk mengantisipasi kondisi tersebut.

Inarno Djajadi, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Derivatif Keuangan, dan Pertukaran Karbon Otoritas Jasa Keuangan, mengatakan pasar modal dalam negeri menunjukkan stabilitas yang luar biasa sepanjang tahun 2024. Indeks harga saham (IHSG), pasar modal syariah, reksa dana, penghimpunan dana (IPO) hingga pertukaran karbon kompak menunjukkan pertumbuhan positif.

Baca juga:

Kisah Prabowo disebut-sebut oleh pihak asing untuk menumbuhkan perekonomian Indonesia sebesar 8 persen

2024 Pada penutupan Bursa Efek Indonesia (BEI), Inarno mengumumkan prakiraan OJK untuk tahun mendatang. Inarno menilai pasar modal masih dibayangi berbagai persoalan.

“Tahun 2024 akan segera kita akhiri dan memasuki tahun 2025. Pada tahun 2025, pasar modal diperkirakan akan menghadapi tantangan yang lebih dinamis,” kata Inarno mengutip keterangan resmi OJK, Senin, 30 Desember 2024.

Baca juga:

Kadin Indonesia menjelaskan beberapa tantangan yang akan dihadapi pengusaha pada tahun 2025

Inarno Djajadi, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Bursa Derivatif Keuangan dan Korban, OJK

OJK mengharapkan hal tersebut dengan terus berkomitmen meningkatkan perannya dalam menciptakan pasar modal yang lebih stabil, transparan, dan mendalam. Harapannya dapat memperkuat ekosistem keuangan Indonesia.

Selain itu, beberapa langkah strategis telah dikembangkan OJK untuk menghadapi kompleksitas tantangan masa depan. Perkiraan tersebut mencakup perubahan pengendalian derivatif keuangan yang akan memperluas cakupan pengendalian OJK di sektor ini.

“Dengan kebijakan dan langkah strategis yang disiapkan OJK, kita dapat menghadapi tantangan tersebut dengan lebih baik,” tambah Inarno.

Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Bursa Efek Indonesia (BEI)

Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Bursa Efek Indonesia (BEI)

OJK juga memprioritaskan program pengembangan dan pendalaman pasar modal yang diharapkan dapat menjadi pilar utama penunjang stabilitas dan pertumbuhan perekonomian nasional pada tahun mendatang. Perhatian khusus diberikan pada peningkatan jumlah dan kualitas emiten, pengembangan produk, infrastruktur dan layanan baru, serta penguatan anggota bursa dan manajer investasi.

“OJK bertekad mendukung berbagai program negara yang bertujuan untuk memperkuat sektor-sektor utama perekonomian, meningkatkan daya saing, dan mendorong pembangunan berkelanjutan,” kata Inarno.

Langkah-langkah tersebut berarti OJK akan terus berperan aktif dalam pengembangan pasar modal Indonesia. Hal ini tidak lebih dari upaya meningkatkan pertumbuhan secara inklusif dan berkelanjutan.

Terkait hal tersebut, Inarno mengimbau kepada regulator, pelaku industri, dan seluruh pemangku kepentingan di pasar modal untuk terus menjaga sinergi yang baik di antara keduanya. Menurut Inarno, jika tidak ada kerja sama antar pihak yang berkepentingan maka program strategis yang disusun OJK tidak akan mencapai hasil maksimal.

“Mari kita bangun pasar modal Indonesia yang inklusif, stabil, dan berketahanan. Pasar modal yang kuat merupakan landasan yang kokoh bagi Indonesia emas. Kami berharap dapat mencapai kinerja yang lebih baik dan optimal di tahun mendatang,” tutup Inarno.

Halaman selanjutnya

Selain itu, beberapa langkah strategis telah dikembangkan OJK untuk menghadapi kompleksitas tantangan masa depan. Perkiraan tersebut mencakup perubahan pengendalian derivatif keuangan yang akan memperluas cakupan pengendalian OJK di sektor ini.

Halaman selanjutnya



Sumber