Selasa, 31 Desember 2024 – 21:10 WIB
Jakarta – Mantan Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menolak usulan Presiden Prabowo Subianto agar gubernur dipilih oleh anggota DPRD. Ahok menilai skema pemilihan gubernur melalui anggota DPRD, sapaan Basuki, membuat masyarakat hanya menjadi penonton belaka.
Baca juga:
Anies dan Ahok punya kejutan bulan depan, ada apa?
Ahok juga mencatat, cara pemilu ini akan digunakan pada masa Orde Baru. Hal ini membuat masyarakat hanya menjadi penonton dalam kompetisi tersebut.
“Saya selalu menolak (usulan pemilihan gubernur oleh anggota DPRD). Alasan terpenting kita harus melalui masa Orde Baru. Apa akibatnya? Rakyat hanya penonton, mereka tidak peduli. ,” kata Ahok kepada wartawan, DKI Jakarta saat mengikuti kegiatan Bentang Harapan JakASA di Gedung Pemerintah, Jakarta Pusat, Selasa, 31 Desember 2024.
Baca juga:
Misbakhun menyambut baik keputusan Prabowo yang menerapkan PPN 12 persen secara selektif
Ia menambahkan, jika gubernur dipilih oleh DPRD, maka masyarakat akan menyaksikan adanya keteraturan antar elite politik. Ahok menambahkan, skema ini hanya melanggengkan praktik kebijakan moneter.
Di satu sisi, untuk memastikan kekuasaan tersebut berjalan sesuai keinginan, anggota DPRD disuap atau diancam untuk memilih gubernur yang sejalan dengan keinginan elite.
Baca juga:
Prabowo: Kenaikan PPN 12% ditetapkan undang-undang
“Itu hanya kesepakatan antar ketua partai. Kesepakatan juga bisa pakai uang. Orang-orang di DPRD terpecah belah, terorganisir, atau diancam akan memilih orang-orang yang ditunjuk. Kita mengalaminya (pada masa Orde Baru),” kata Ahok.
Sebelumnya diberitakan, Presiden Prabowo Subianto mengusulkan agar kepala daerah seperti gubernur, walikota, dan bupati dipilih oleh DPRD. Menurutnya lebih efisien dan tidak memerlukan banyak biaya.
Hal itu disampaikan Prabowo saat menghadiri perayaan HUT ke-60 Partai Golkar di Sentul International Conference Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Kamis, 12 Desember 2024.
“Saya lihat negara tetangga kita itu efisien. Malaysia, Singapura, India, sekali pilih anggota DPRD, sekali pilih, DPRD pilih gubernur, pilih bupati. Efisiensi tidak butuh uang, butuh uang, butuh biaya.” uang, – kata Prabovo.
Prabovo mengatakan usulan ini juga akan menghemat anggaran negara yang seharusnya digunakan untuk pilkada. Prabovo juga mengatakan, APBN bisa dibelanjakan untuk program lain yang bermanfaat bagi masyarakat.
“Selama kita kaya, kita punya uang untuk memberi makan anak-anak kita, uang untuk memperbaiki sekolah, uang untuk memperbaiki irigasi,” katanya.
Terkait hal itu, Prabowo juga menegaskan tingginya biaya politik yang harus ditanggung oleh setiap peserta Pilka. Menurutnya, harus ada perbaikan sistem terkait biaya politik yang tinggi.
“Mungkin sistem ini bisa sangat mahal. Kan? Terlihat dari wajah-wajah yang menang, apalagi yang kalah, yang menang pun sudah capek,” kata Prabovo.
Halaman selanjutnya
Hal itu disampaikan Prabowo saat menghadiri perayaan HUT ke-60 Partai Golkar di Sentul International Conference Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Kamis, 12 Desember 2024.