DKPP menyebut keberpihakan penyelenggara pemilu menjadi keluhan terbesar pada Pilkada 2024

Selasa, 31 Desember 2024 – 09:02 WIB

Jakarta – Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Heddy Lugito mengatakan pihaknya tetap melihat netralitas penyelenggara pemilu dalam perkara yang dipertimbangkan selama 2024.

Baca juga:

Masuk Dunia Politik, Inilah Daftar Artis yang Akan Merajai Pilkada 2024.

Hal itu disampaikannya dalam Rapat Konsolidasi Nasional yang digelar KPU RI pada Senin, 30 Desember 2024 di Jakarta dalam rangka Evaluasi Penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada 2024.

“Yang paling penting adalah bias penyelenggara pemilu dalam pemungutan dan penghitungan suara, mana yang paling banyak. Jadi keluhan terbesarnya adalah bias yang menjadi pengingat,” kata Heddi dalam keterangannya di Jakarta, Senin. .

Baca juga:

Komisi II DPR paling banyak menerima pengaduan pemilu dan mafia tanah pada tahun 2024

Para pekerja sedang mengumpulkan surat suara untuk pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

Hingga 29 Desember 2024, DKPP menerima 38 pengaduan mengenai ketidakberpihakan penyelenggara pemilu selama tahun 2024.

Baca juga:

Bawaslu meminta Balai Gakkumdu menyusun ulang UU Tata Cara Pemilihan

Pengaduan terhadap kedangkalan penyelenggara pemilu menduduki peringkat pertama pada kategori pengaduan pemilu dan pengaduan teritorial.

Artinya, semboyan kami yang netral, jujur, dan adil masih dipertanyakan masyarakat.

Selain itu, hingga 29 Desember 2024, DKPP menerima 693 pengaduan dibandingkan periode sebelumnya tahun ini. Dari seluruh aduan tersebut, sebanyak 267 aduan terkait dengan tahapan Pilkada 2024, total 142 aduan terkait tahapan Pilkada 2024, dan 284 aduan terkait tahapan non-pilkada atau pilkada.

Warga negara menentukan pilihannya dalam pemilu daerah. (gambar)

Warga negara menentukan pilihannya dalam pemilu daerah. (gambar)

Foto:

  • ANTARA FOTO/Irvansya Putra

Di hadapan ribuan pengurus KPU tingkat provinsi dan kabupaten/kota, Heddi menyampaikan pemilu dan pilkada merupakan upacara pemberian amanah dari rakyat kepada orang-orang yang dianggap sebagai calon pemimpin atau wakil rakyat.

Ibarat ritual, pemilu dan pilkada harus dihormati semua pihak. Namun ironisnya upacara tersebut dikhianati oleh penyelenggara pemilu yang sebenarnya tidak netral dan independen.

“Kalau ada penghianatan ritual, itu dosa besar, tidak boleh terjadi. Tapi perubahan suara ini berdampak pada (pelaksanaan pemilu dan pilkada), kita harus mewaspadainya,” kata Hadi.

Seorang warga akan menggunakan hak pilihnya pada Selasa, 3 Desember 2024, di TPS 001 Desa Tulikup, Gianyar, Bali bersamaan dengan Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada 2024.

Seorang warga akan menggunakan hak pilihnya pada Selasa, 3 Desember 2024, di TPS 001 Desa Tulikup, Gianyar, Bali bersamaan dengan Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada 2024.

Kendati demikian, ia mengapresiasi kerja seluruh jajaran KPU di Tanah Air atas suksesnya penyelenggaraan pemilu dan pilkada tahun ini.

Menurutnya, tidak ada negara yang bisa menyelenggarakan dua pemilihan umum dalam satu tahun.

“Saya kaget sekali dengan kerja teman-teman semua, di mana KPU bisa menyelenggarakan pemilu dan pilkada secara bersamaan. Ini tidak terjadi di mana pun, bahkan di Amerika. Mungkin kalau Bandung Bondowoso masih hidup. KPU kita hebat, katanya (semut).

Halaman selanjutnya

Artinya, semboyan kami yang netral, jujur, dan adil masih dipertanyakan masyarakat.

Halaman selanjutnya



Sumber