Selasa, 31 Desember 2024 – 17:54 WIB
Jakarta – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Muti mengatakan meski bersifat sukarela, namun mata pelajarannya pengkodean dan kecerdasan buatan (kecerdasan buatan/AI) adalah tentang membekali anak-anak dengan keterampilan masa kini dan masa depan.
Baca juga:
AI akan meningkatkan hilirisasi mineral Indonesia menuju keberlanjutan dan daya saing global
Saat ditemui di Jakarta, Selasa, 31 Desember 2024, Abdul Mu’ti mengatakan inisiatif tersebut merupakan bagian dari digitalisasi pendidikan yang merupakan program utama Presiden Prabowo Subianto.
Ini menilai kemampuan pengkodean dan AI juga dapat mengembangkan berbagai kemampuan lain, seperti kreativitas dan kolaborasi.
Baca juga:
AI melatih guru dan penyandang disabilitas
Dia bilang baca pengkodean dan AI tidak hanya dapat menyelesaikan jenjang pendidikan tertentu saja, namun juga mengembangkan kemampuan non-akademiknya sehingga nantinya dapat membantu dalam dunia kerja.
Baca juga:
Sang maestro teknologi mengingatkan kita bahwa AI mendominasi manusia
untuk ” pengkodean dan AI, pertama-tama kami tekankan bahwa ini bukan mata pelajaran wajib, melainkan mata pelajaran pilihan. “Makanya yang kita persiapkan sekarang adalah software, yaitu program pelatihan,” ujarnya.
Dalam pelaksanaannya, pihak memberikan perhatian khusus pada pengembangan sumber daya manusia, termasuk peningkatan kualifikasi guru. Sedangkan untuk perlengkapannya, Abdul Mu’ti mengatakan disesuaikan dengan kemampuan masing-masing departemen akademik.
Pemerintah berencana memperkenalkan mata pelajaran tersebut pada tahun ajaran 2025-2026 dan mengajarkannya kepada siswa kelas 4 SD dan menjadi bagian dari mata pelajaran keterampilan. (semut)
Waspadai Kebohongan Video AI, Dr. Tirtha: Meski Dokter, Namun Apa yang Dikatakannya Tidak Benar!
Dr Tirta mengatakan dia adalah korban penyalahgunaan kecerdasan buatan. Video tersebut diedit oleh beberapa orang agar terlihat seperti sedang menjual obat pelangsing.
VIVA.co.id
31 Desember 2024