Deteksi Dini Salpingitis, IDI Cirebon Berikan Solusi Pengobatan

Kamis, 2 Januari 2025 – 11:43 WIB

VIVA – Menurut informasi idicirebon.orgsalpingitis adalah peradangan pada saluran tuba, biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri. Kondisi ini termasuk dalam kategori penyakit radang panggul (PID) dan dapat menyebabkan komplikasi serius seperti infertilitas dan kehamilan ektopik jika tidak ditangani dengan baik.

Baca juga:

Kenali Penyebab Penyakit Amandel, IDI Blambangan Umpu Berikan Solusi Pengobatannya

IDI Kota Cirebon merupakan organisasi sebagai wadah profesi dokter di Indonesia. Organisasi ini berperan penting dalam mengembangkan profesi medis di daerah, meningkatkan mutu pelayanan medis, dan melindungi hak-hak dokter.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Cirebon Dr. H.Muhammad Edial Sanif, Sp.JP, FIHA, FAsCC, FICA. Dia menjabat sebagai ketua pada tahun 2021-2024. Sebagai dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, Dr. Edial Sanif berkomitmen untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan mendukung program kesehatan lainnya di Indonesia. Ia juga aktif mengedukasi masyarakat tentang kesehatan dan pentingnya waspada terhadap praktik medis yang tidak sah.

Baca juga:

Menyadari penyebab diabetes tipe 2, IDI Biak Numfor memberikan solusi pengobatan

IDI mengkaji salah satu penyakit yang bisa menyerang sebagian masyarakat Indonesia, yaitu salpingitis. Apa saja faktor penyebab salpingitis dan obat yang tepat untuk mengatasi penyakit ini.

Apa dampak kesehatan dari salpingitis?

Baca juga:

IDI Biak memberikan solusi pengobatan eklamsia pada ibu hamil

Dilaporkan dari halaman https://idicirebon.orgsalpingitis disebabkan oleh beberapa faktor. Salpingitis adalah peradangan pada saluran tuba, sering kali disebabkan oleh infeksi bakteri. Dampak negatif salpingitis terhadap kesehatan meliputi:

1. Infertilitas

Salpingitis dapat merusak saluran tuba secara permanen sehingga mengganggu proses reproduksi. Kerusakan ini dapat menghalangi pertemuan sel telur dan sperma sehingga meningkatkan risiko infertilitas pada wanita yang mengalami kondisi ini.

2. Kehamilan ektopik

Infeksi dan peradangan pada saluran tuba dapat menyebabkan penyumbatan atau kerusakan yang menghalangi sel telur yang telah dibuahi mencapai rahim. Hal ini meningkatkan risiko kehamilan ektopik, dimana embrio berkembang di luar rahim, biasanya di tuba falopi, yang mengancam nyawa.

3. Abses tuboovarian

Salpingitis yang tidak diobati dapat menyebabkan abses (kantong nanah) di saluran tuba atau ovarium. Abses ini dapat menyebabkan rasa sakit yang parah dan memerlukan pembedahan untuk menghilangkannya.

4. Nyeri panggul kronis

Wanita dengan salpingitis sering kali mengalami nyeri panggul yang berkepanjangan, yang dapat menjadi masalah kesehatan jangka panjang dan memengaruhi kualitas hidup.

Obat apa yang direkomendasikan untuk salpingitis?

IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Cirebon telah merangkum beberapa obat yang dapat mengatasi penyakit ini. Antibiotik biasanya digunakan untuk mengobati salpingitis untuk menghilangkan infeksi yang mendasarinya. Tergantung pada tingkat keparahan salpingitis, beberapa obat yang direkomendasikan meliputi:

1. Obat seftriakson

Ceftriaxone adalah obat oral yang diresepkan oleh dokter dan digunakan untuk mengobati kondisi yang disebabkan oleh infeksi bakteri seperti gonore, meningitis, otitis media, sifilis, dan penyakit Lyme. Dokter memberikan dosis tunggal 250 mg secara intramuskular (IM).

2. Obat doksisiklin

Infeksi pernafasan, infeksi saluran kemih, acne vulgaris, penyakit menular seksual (chlamydia trachomatis), uretritis non gonokokal, chancroid, gonore, dan sifilis dapat diobati dengan doksisiklin. Obat ini termasuk dalam golongan antibiotik. Dosisnya adalah 100 mg per oral dua kali sehari selama 14 hari.

3. Terapi tambahan

Selain antibiotik, pasien mungkin memerlukan terapi suportif lainnya untuk mengatasi gejala yang mereka alami.

Pengobatan sebaiknya dilakukan di bawah pengawasan dokter, terutama jika terdapat komplikasi seperti abses atau kondisi pasien tidak kunjung membaik setelah pengobatan awal.

Halaman selanjutnya

Infeksi dan peradangan pada saluran tuba dapat menyebabkan penyumbatan atau kerusakan yang menghalangi sel telur yang telah dibuahi mencapai rahim. Hal ini meningkatkan risiko kehamilan ektopik, dimana embrio berkembang di luar rahim, biasanya di tuba falopi, yang mengancam jiwa.



Sumber