Jumat, 3 Januari 2025 – 06:42 WIB
Jakarta – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Eric Tahir melakukan asesmen terhadap industri penerbangan di Indonesia. Ini dilakukan sebelum kecelakaan pesawat baru-baru ini.
Baca juga:
Berita Terkini Pasca Tragedi Jeju Air, Bandara Muan Jadi Tempat Pencarian Polisi
Oleh karena itu, ia menelpon Dirut Garuda Indonesia, perwakilan sejumlah maskapai seperti Citilink, Pelita Air, InJourney Airports, dan AirNav. Eric mengatakan pertemuan tersebut membahas tentang keamanan penerbangan Indonesia.
Hari ini saya bertemu dengan Garuda, Citilink, Pelita, Bandara dan AirNAV untuk tiga hal, kata Eric di Jakarta. di antaranya Jumat, 3 Januari 2025.
Baca juga:
Kisah seekor anjing yang setia menunggu pemiliknya yang meninggal dalam bencana udara Jeju
Eric menekankan pentingnya menjamin keselamatan penerbangan domestik dan internasional. Pasalnya, kecelakaan pesawat di beberapa negara menjadi perhatian serius dalam pertemuan ini
Baca juga:
Jeju Air membatalkan total 68.000 penerbangan setelah kecelakaan fatal yang menewaskan 179 orang
Pertama, kita tahu dalam 10 hari terakhir banyak terjadi kecelakaan pesawat. Korbannya sama besarnya dengan di Korea kemarin, ujarnya.
Eric mengatakan, kecelakaan pesawat di Korea, Kanada, dan Norwegia perlu diwaspadai. Seluruh maskapai penerbangan dan pengelola bandara harus memastikan bahwa pesawat yang digunakannya memenuhi standar keselamatan yang ketat.
Selain itu, tingkat kelelahan awak pesawat juga menjadi bahan penilaian untuk menjamin keselamatan penerbangan. Ia mengingatkan pentingnya memantau kondisi pesawat dan kru yang berpengalaman.
“Tentu sajatinjauan“Kami memastikan kondisi pesawat milik masing-masing maskapai benar-benar terjaga dan tingkat kelelahan awak pesawat juga diperiksa,” jelasnya.
Eric menekankan pentingnya peringatan dini terhadap potensi ancaman, antara lain cuaca buruk dan burung yang dapat mengganggu penerbangan.
“Tetapi beberapa bandara sedang terjadi –tinjauan sekali lagi, termasuk sebelumnya, mungkin ada beberapa menunggu karena beberapa kecelakaan luar biasa“Ada udara, ada burung yang masuk ke mesin, dan itu sudah kami bawa ke AirNav untuk ‘peringatan dini’,” ujarnya.
Menurut Eric, poin pembahasan kedua terkait persiapan perkiraan peningkatan jumlah penumpang pada masa libur 2025, sehingga masing-masing maskapai dan bandara wajib memetakan jumlah pesawat yang digunakan pada masa libur.
Menurut Eric, menunggu Idul Fitri perlu dilakukan persiapan terlebih dahulu agar tidak terjadi kendala. Langkah tersebut antara lain berkoordinasi dengan pihak imigrasi dan bea cukai di bandara.
“Akhirnya, saya juga menantikan apa yang selanjutnya.”manajemen pemangku kepentingan‘ terkandung di dalamnya bandara “Penerbangan AirNav, imigrasi, bea cukai, kereta bandara, semuanya, mungkin dalam enam bulan ke depan kita sudah punya road mapnya,” kata Eric.
“Demi kenyamanan, keamanan dan hal-hal yang membuat sinergi ini lebih efisien,” lanjutnya.
Halaman berikutnya
Eric menekankan pentingnya peringatan dini terhadap potensi ancaman, antara lain cuaca buruk dan burung yang dapat mengganggu penerbangan.